11/24/2013

Kuwe Koya

Bagi saya pribadi, kue-kue yang "berbau" kacang hijau rasanya tidak terlalu istimewa, membosankan. Suatu ketika saya dan mama berkunjung ke rumah mantan tetangga dimana kami disuguhi kue yang unik. Kuwe Koya Cap Delima Tawon Tau Sa Ko. Dengan diiringi rasa penasaran saya pun mencicipi kue kering berbentuk bundar yang terlihat rapuh tersebut. Benar-benar mengubah gambaran permanen tentang kue-kue "berbau" kacang hijau yang membosankan. Hmm...memang agak sedikit seret di tenggorokan. Ketiga digigit langsung "lumer" di lidah, harum, rasa manisnya benar-benar menyenangkan ditambah cita rasa kacang hijau yang khas. Bagian yang paling menghibur adalah isian si kuwe koya ini, berupa adonan berwarna hitam dengan terkstur dan cita rasa yang sedikit berbeda dari bagian luarnya. Sampai sekarang isian Kuwe Koya Cap Delima Tawon masih menjadi misteri yang belum terkuak hehe (mudah-mudahan bukan yang aneh-aneh). Kuwe koya cenderung sangat rapuh dan memerlukan kehati-hatian dalam mengonsumsinya karena jika tidak, serpihan remah-remahnya yang sangat halus akan mengotori.


Sepertinya kuwe koya masih sodaraan dengan kue satu (disebut demikian karena harus dicetak satu-satu dengan telaten) asal Jawa Barat dan Betawi trus sama putu kacang asal Makassar karena rasa mereka yang mirip-mirip. Bahan untuk membuatnya relatif sangat sederhana, hanya kacang hijau, gula pasir halus, perisa vanili dan sedikit air. Hanya saja membuatnya itu yang kelihatannya repot pot pooottt, mungkin ini sebabnya jarang ditemui di pasaran. Ngomong-ngomong saya belum menemukan resep kuwe koya di mbah google. Kebanyakan resep kue satu atau putu kacang. Jika berminat dan pasokan kesabarannya masih penuh bisa mencoba membuat kue satu dari resep di blog Bu Nina Agustina.


  Proses pembuatannya dimulai dari penyangraian kacang hijau yang telah dilepas kulitnya.Penyangraian harus dilakukan hati-hati supaya tidak gosong tapi mesti sampai harum juga :D. Selanjutnya kacang sangrai dihaluskan dan diayak. Pencampuran dengan gula halus dengan air dilakukan kemudian sampai rata. Adonan dicetak sesuai keinginan dan diupayakan si kue cukup padat. Jika tak cukup padat bisa dibayangkan pas kue diambil langsung ancur berkeping-keping.  Terakhir pengeringan, bisa dilakukan menggunakan oven atau dibawah terik matahari.


11/21/2013

Ayam Bakar Pedas Manis

Tadinya mau membuat ayam bakar khas Klaten dengan menggunakan resep Bu Marisa Tamara, soalnya ngidam ayam bakar bercita rasa manis milik rumah makan sederhana langganan. Namun terjadi disorientasi selama di dapur, santan saya hilangkan dengan alasan kemarin menunya sudah berlemak-lemak ria. Kemudian ada bungkusan kecil sisa cabai giling, "Kayaknya pedes-pedes manis juga enak nih, tambah aaah,". Setelah dimasak, ayam bakar ini langsung difoto seadanya lalu saya googling-googling untuk mencari nama yang tepat untuknya. Hasilnya namanya bukan ayam bakar bumbu rujak, bukan ayam bakar bumbu Bali, bukan ayam taliwang, bukan ayam bakar khas Padang. Nah,lo! Ya sudah kita sebut saja ayam bakar malang ini "Si Ayam Bakar Pedas Manis". Berhubung bumbu-bumbu yang digunakan khas Indonesia bukan khas Perancis, sepertinya ni ayam masih relevan untuk masuk Cerita Kuliner Indonesia *maksa*. Cita rasanya tidak terlalu pedas karena gula jawa yang lumayan banyak. Semakin banyak bumbu semakin enak. Semakin dimasak lama dengan api kecil, bumbunya kian meresap. Sisa kuah yang mengental bisa dijadikan "sambal jadi-jadian" yang pas disajikan dengan ayam bakar. Hikmahnya disini kita tidak perlu repot-repot ngulek buat bikin sambal :D


11/20/2013

Nasi Bogana

Zaman kecil, muda, belia dulu, saya pernah diajak makan gratis oleh budhe, tepatnya di sebuah restoran mungil tapi ditata apik, Koko Bogana daerah Jl. Cikajang, dekat Pasar Santa, Jakarta Selatan. Kami mencicipi nasi rames khas Tegal, Jawa Tengah, nasi bogana. Nasi bersama lauk pauknya (yang saya lupa apa jenisnya) disajikan dalam porsi kecil dan dikemas dengan daun pisang. Sedap sekali! Apa juga mungkin karena porsinya sedikit jadi terasa demikian ya, makan di porsi terlalu besar akan mengurangi kenikmatan. Beralih ke zaman sekarang ketika beranjak dewasa :P, ibu mengajak saya membuat nasi bogana sebagai sajian pengajian minggu depan. Mulalilah hari Minggu kemarin kami bereksperimen membuatnya. Ternyata jenis lauk pauknya, terutama apabila kita orang Jawa Tengah, sudah familiar. Artinya dalam beberapa kesempatan seperti lebaran, ada yang sering kita buat. Sebut saja ayam opor, sambal goreng kentang, kering tempe, nasi uduk. Sebenarnya ini masih minus beberapa lauk lain, dengan perbandingan rumah makan selain Koko Bogana hehe, seperti telur (bulat) balado, abon daging basah (sengaja tidak dikeringkan seperti abon pada umumnya), oseng-oseng kacang panjang tempe dan sayur lalapan. Dan yang paling kurang adalah pembungkus daun pisang karena di beberapa kesempatan saya selalu melihat nasi ini dibungkus dengan daun beraroma harum tersebut. Berikut ini bahan-bahan untuk membuat nasi bogana. Maaf beribu maaf berhubung ibu saya yang meracik bahan-bahannya, sedangkan saya hanya bagian mengaduk-aduk di wajan, ngelap-ngelap dan pencucian piring, komposisi bahan-bahan tidak terlalu dicatat apalagi diperhatikan. Prinsipnya keseimbangan saja, jika bahan pembawa cita rasa (seperti ayam, kentang, ati ampela, tempe) jumlahnya banyak, maka jumlah bahan pemberi cita rasa ( bawang, sereh, cabai, laos, daun salam, gula, garam) harus disesuaikan, tidak terlalu sedikit misalnya :D


Nasi Uduk

Bahan :
Beras, air, santan, garam, sedikit sereh dan daun salam

Cara Membuat :
1. Masak beras di rice cooker sampai setengah matang
2. Masak santan dengan garam sampai mendidih, masukkan nasi setengah matang lalu aduk hingga rata
3. Kukus nasi yang sudah tercampur rata dengan santan sampai matang. Pada air untuk mengukus ditambahkan sereh dan daun salam. Ibu sengaja tidak menambahkannya pada nasi langsung karena takut "mengotori" penampakan nasi.

Sambal Goreng Kentang dan Ati Ampela

Bahan :
Kentang (dipotong kotak-kotak kecil, digoreng, ditiriskan), ati ampela (dipotong-potong kecil), udang kecil, minyak goreng untuk menumis, bawang putih, bawang merah, cabai giling, gula jawa, garam, salam, laos, santan.

Cara Membuat :
1. Tumis bawang  merah dan putih yang telah diiris tipis-tipis, sampai harum dan sedikit kecokelatan.
2. Masukkan cabe giling, tumis sebentar sampai harum
3. Masukkan sedikit air, udang dan ati ampela, aduk. Beberapa saat kemudian setelah udang dan ati ampela terlihat matang masukkan santan, aduk rata. Tambahkan gula jawa dan garam.
4. Masukkan kentang dan aduk rata. Kentang dimasukkan setelah santan beserta bumbu, udang, ati ampela telah matang dan meresap baik. Lanjutkan memasak hingga sambal goreng semakin berkurang airnya. Jangan lupa diaduk-aduk dan diawasi apinya supaya tidak gosong pada bagian dasar.

Opor Ayam

Bahan :
Ayam rebus yang sudah disuwir, bawang merah, bawang putih, jahe, salam, laos, daun jeruk, sereh, ketumbar, merica, garam, gula merah, santan

Cara Membuat :
1. Tumis bawang merah dan bawang putih yang dihaluskan sampai hilang bau langu, masukkan jahe, salam, laos, daun jeruk, ketumbar. Tumis kembali sampai harum.
2. Masukkan ayam rebus yang telah disuwir, santan, gula merah, merica, garam, matangkan sampai airnya berkurang (tidak terlalu "berkuah" seperti opor ayam pada umumnya). Jika kondisi ini terjadi *hadoooh ribet bahasanya*, matangkan terus selama beberapa saat sambil diaduk-aduk agar tidak gosong.

Kering Kentang & Tempe

Bahan :
Kentang yang diiris kotak tipis-tipis, tempe yang diiris tipis-tipis, kacang tanah
Bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting, laos, salam, asam jawa, gula merah, garam

Cara Membuat :
1. Goreng sampai kering tempe dan kentang, sisihkan.
2. Tumis bawang merah, bawang putih, salam, laos, cabai merah keriting sampai harum dan tidak langu. Angkat dan sisihkan. Pindahkan sisa minyak dari penggorengan di tempat terpisah.
3. Masak gula merah, air, asam jawa, gula pasir, kecap manis, garam sampai mengental. Jika hampir mengental masukkan bahan-bahan di no 2.
4. Setelah campuran gula merah mengental, kecilkan api, masukkan kering tempe dan kentang no.1 aduk hingga merata



Udah deh, nyam nyam. Tinggal kalo ada daun pisang, tata nasi dan tetek bengek lauknya nasi bogana diatasnya lalu bungkus dengan tusuk gigi (hehe kalau mau praktis) atau potongan lidi disematkan dikedua ujung bungkusan.