11/08/2014

Pempek Beringin

Seumur hidup baru sekali nyoba pempek lezat seperti ini.

Intro postingan mungkin terdengar berlebihan. Namun begitulah kesan positif yang dirasakan ketika mencicipi pempek adaan-nya Pempek Beringin yang diberikan cuma-cuma oleh teman papa di Palembang. Sebelumnya, walaupun sudah belasan tahun tinggal di Palembang, sama sekali belum pernah mencicipi pempek yang satu ini. Alhamdulillah kami dapat 2 bungkus sejak Bulan Ramadhan lalu. Satu bungkus sengaja disayang-sayang di freezer, takut lenyap di perut begitu saja hihi. Dengan berat hati sekarang pempek pun digoreng.


Dari segi packaging, produk sudah terlihat rapi dan hygienis, menggunakan kemasan vacuum. Labeling juga sangat informatif bagi konsumen seperti tata cara penyimpanan serta umur simpan. Jika biasanya cuka, sebagai pelengkap pempek dikemas dengan bungkusan plastik biasa. Beda halnya dengan Pempek Beringin yang menggunakan botol plastik berpenutup rapat. Yeah, ini termasuk inovasi juga karena terkadang kita suka rempong menuangkan cuka jikalau dikemas dalam kantong plastik biasa. Pada beberapa kasus penyimpanan, cuka-cuka yang dikemas minimalis mudah tumpah (kalau nggak bener ngiket karet penutupnya) dan mengotori lemari pendingin. Baiklah, itu baru seumprit soal kesan penampilan. 

Bagaimana dengan kualitas cita rasa dan tekstur Pempek Beringin itu sendiri? 

Teksturnya lembuuuut sekali. Memang berasa kalau si pempek dominan daging ikannya. Kata mama sih ni pempek dibuat dari ikan belida yang harganya cukup mahal karena keberadaannya yang langka. Rasanya seperti makan dim sum :D. Ketika digoreng, bagian luarnya akan membentuk lapisan sedikit keras namun tak sekokoh pempek pada umumnya, mirip kulit tahu sutera. Dari segi rasa juga enaaaak sekali. Gurih dan sedikit kemanis-manisan. Duh, makan 1 bungkus kayaknya sanggup nih hihi. Pempek mentah dikemas sebagai produk yang belum siap konsumsi. Cara yang kami pilih untuk mematangkannya adalah dengan cara menggoreng. Namun hati-hati dengan besarnya api dan lamanya waktu menggoreng karena warna pempek cenderung mudah cokelat ketika digoreng. Bagaimana dengan cukanya? Tak kalah menggoda.  Warna hitam pekat, kekentalan, serta rasa asam pedasnya juara. Cukanya memang kentel banget, sampai-sampai teman papa menganjurkan diencerkan dulu dengan air matang sebelum dikonsumsi. 


Kekurangan Pempek Beringin adalah harganya yang diatas rata-rata. Tapi menurut saya, itu sebanding dengan kualitas prima yang ditawarkan. Tapi... tetep ngarep juga mending mendapat pempek ini dari orang lain alih-alih beli sendiri *aihhhh nggak modal* Untuk pricelist nya bisa dilihat disini.


Pempek Beringin
Jl. Lingkaran 1 No. 20/B 9, Palembang, Sumatera Selatan
Telepon : 0711 315691

2 komentar: