tag:blogger.com,1999:blog-42312915213301534102024-02-07T15:13:48.175+07:00Cerita Kuliner IndonesiaKumpulan cerita, resep, informasi sederhana yang ditulis oleh orang awam mengenai kekayaan kuliner di negaranyaryunhttp://www.blogger.com/profile/06323761927325357453noreply@blogger.comBlogger43125tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-88996924055369848362014-11-08T17:17:00.001+07:002014-11-08T17:18:25.222+07:00Pempek Beringin<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Seumur hidup baru sekali nyoba pempek lezat seperti ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Intro postingan mungkin terdengar berlebihan. Namun begitulah kesan positif yang dirasakan ketika mencicipi pempek adaan-nya Pempek Beringin yang diberikan cuma-cuma oleh teman papa di Palembang. Sebelumnya, walaupun sudah belasan tahun tinggal di Palembang, sama sekali belum pernah mencicipi pempek yang satu ini. Alhamdulillah kami dapat 2 bungkus sejak Bulan Ramadhan lalu. Satu bungkus sengaja disayang-sayang di <i>freezer</i>, takut lenyap di perut begitu saja hihi. Dengan berat hati sekarang pempek pun digoreng.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcXF1YrHRyT6IaCoK9zPpmnMZ9N-rA6zVmIGKNpkE3Onzi5Ec_dOnzKwLW0yxsfsZ-EYPUHmce5uL447_BSukyMOdRLlfGA9_IK4Sauzxn2q_nXz9l_X9xvcUXCd-Gl-d3Vc4w485u4nI/s1600/DSC01784.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcXF1YrHRyT6IaCoK9zPpmnMZ9N-rA6zVmIGKNpkE3Onzi5Ec_dOnzKwLW0yxsfsZ-EYPUHmce5uL447_BSukyMOdRLlfGA9_IK4Sauzxn2q_nXz9l_X9xvcUXCd-Gl-d3Vc4w485u4nI/s1600/DSC01784.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dari segi <i>packaging</i>, produk sudah terlihat rapi dan hygienis, menggunakan kemasan <i>vacuum</i>. <i>Labeling</i> juga sangat informatif bagi konsumen seperti tata cara penyimpanan serta umur simpan. Jika biasanya cuka, sebagai pelengkap pempek dikemas dengan bungkusan plastik biasa. Beda halnya dengan Pempek Beringin yang menggunakan botol plastik berpenutup rapat. <i>Yeah</i>, ini termasuk inovasi juga karena terkadang kita suka <i>rempong</i> menuangkan cuka jikalau dikemas dalam kantong plastik biasa. Pada beberapa kasus penyimpanan, cuka-cuka yang dikemas minimalis mudah tumpah (kalau nggak bener ngiket karet penutupnya) dan mengotori lemari pendingin. Baiklah, itu baru seumprit soal kesan penampilan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana dengan kualitas cita rasa dan tekstur Pempek Beringin itu sendiri? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teksturnya lembuuuut sekali. Memang berasa kalau si pempek dominan daging ikannya. Kata mama <i>sih </i>ni pempek dibuat dari ikan belida yang harganya cukup mahal karena keberadaannya yang langka.<i> </i>Rasanya seperti makan dim sum :D. Ketika digoreng, bagian luarnya akan membentuk lapisan sedikit keras namun tak sekokoh pempek pada umumnya, mirip kulit tahu sutera. Dari segi rasa juga enaaaak sekali. Gurih dan sedikit kemanis-manisan. <i>Duh</i>, makan 1 bungkus kayaknya sanggup nih hihi. Pempek mentah dikemas sebagai produk yang belum siap konsumsi. Cara yang kami pilih untuk mematangkannya adalah dengan cara menggoreng. Namun hati-hati dengan besarnya api dan lamanya waktu menggoreng karena warna pempek cenderung mudah cokelat ketika digoreng. Bagaimana dengan cukanya? Tak kalah menggoda. Warna hitam pekat, kekentalan, serta rasa asam pedasnya juara. Cukanya memang <i>kentel</i> banget, sampai-sampai teman papa menganjurkan diencerkan dulu dengan air matang sebelum dikonsumsi. </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4ib-amRdFOY6LshFRz9hKk72-jeH4CbajX9UT4N88dKQCOwLf3dcnTUh3ArYivExqOGzh9x-03T3kh_diexlSPb5B2bbmKijOTvIbr1qneDZ5Zcige9WejYxA3zGGGN0cTkl34q8JiC4/s1600/DSC01781.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4ib-amRdFOY6LshFRz9hKk72-jeH4CbajX9UT4N88dKQCOwLf3dcnTUh3ArYivExqOGzh9x-03T3kh_diexlSPb5B2bbmKijOTvIbr1qneDZ5Zcige9WejYxA3zGGGN0cTkl34q8JiC4/s1600/DSC01781.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kekurangan Pempek Beringin adalah harganya yang diatas rata-rata. Tapi menurut saya, itu sebanding dengan kualitas prima yang ditawarkan. Tapi... tetep <i>ngarep</i> juga mending mendapat pempek ini dari orang lain alih-alih beli sendiri *aihhhh nggak modal* Untuk<i> pricelist </i>nya bisa dilihat <a href="http://www.pempekberingin.com/index.php">disini</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxQsOBuxmqakm5rb7D3-rwKem7So6sa7EDBVNiFZtljQNJqylgqVBrMckiTNygemayjy-EXr84wbJgBis2k0K3hqyS1HgZA9Ft_fugSiMApPhFzGF9hEp5emTRNupnX1HLNhrIXlUzRcU/s1600/DSC01780.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxQsOBuxmqakm5rb7D3-rwKem7So6sa7EDBVNiFZtljQNJqylgqVBrMckiTNygemayjy-EXr84wbJgBis2k0K3hqyS1HgZA9Ft_fugSiMApPhFzGF9hEp5emTRNupnX1HLNhrIXlUzRcU/s1600/DSC01780.JPG" height="400" width="300" /></a></div>
<br />
<b>Pempek Beringin</b><br />
Jl. Lingkaran 1 No. 20/B 9, Palembang, Sumatera Selatan<br />
Telepon : 0711 315691<br />
<div style="text-align: -webkit-left;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 14px; line-height: 16px;"><br /></span></span></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-56797032790810816302014-10-24T20:08:00.000+07:002014-10-24T20:08:22.092+07:00Semur Betawi<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 22px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Semur mungkin masakan yang tidak begitu asing dalam menu sehari-hari kita. Walaupun terdengar sangat Indonesia, beberapa pakar kuliner menyebutkan ada pengaruh adaptasi dari masakan negara lain didalamnya, terutama pengaruh negara Belanda. Masuk akal, bila dirunut dari sejarah, negara inilah yang selama 3 abad menjajah bangsa kita :) Selama kurun waktu penjajahan, interaksi dengan rakyat Indonesia baik dalam perburuhan hingga pernikahan dimungkinkan terjadi. Tak terelakkan pula persilangan budaya dan kuliner. Tentunya nenek moyang kita secara cerdik mengadaptasi resep para kompeni, nggak langsung dijiplak, yaitu dengan pemanfaatan bahan serta rempah lokal. Menurut Chef Ragil Imam Wibowo, salah satu kuliner yang diduga menginspirasi adalah </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Hachee</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">, masakan Belanda yang terbuat dari daging sapi, ikan, atau sayuran yang dimasak dengan bawang, cuka masak atau anggur, dan </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">brown stock</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"> (kaldu sapi yang dibuat setelah bahan-bahan pembuatnya dipanggang terlebih dahulu dan ditambahkan bumbu-bumbu lainnya). Dari segi rasa, kedua masakan memiliki perbedaan : </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Hachee</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"> gurih sementara semur cenderung manis berempah. Namun dari segi pengolahan dan warna masakan yang kehitam-hitaman keduanya mirip. </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Hachee</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"> yang dikenal juga dengan istilah </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">dutch stew</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"> ini dimasak dalam air yang banyak dengan waktu yang lama hingga daging menjadi empuk (</span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">slow cooking</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">). Tuh, nggak jauh beda kayak bikin semur kan? Bondan Winarno, seorang praktisi kuliner yang terkenal dengan slogan <i>maknyus</i> ini, juga memiliki pendapat yang mirip. Ia berpendapat bahwa kata "semur" sendiri merupakan plesetan dari kata <i>smoren</i> yang dalam Bahasa Belanda berarti </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">braising</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"> atau teknik masak dengan cara merebus lama dengan api kecil hingga daging empuk.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 22px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 22px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Nah, cerita kuliner sekarang tentang semurnya Si Doel Anak Sekolahan, Semur Betawiii. Pada acara-acara spesial masyarakat Betawi, seperti lebaran, semur identik disajikan bersama ketupat sayur godok, sambal goreng ati, dan rendang. Ciri khas yang dimiliki semur terutama pada aromanya. Maklum, Semur Betawi mang kaya rempah seperti cengkeh, kayu manis, salam, jahe, jinten, merica, dan bunga pala. Trus kenikmatan Semur Betawi juga terletak pada rasa legit dan kuah hitam kentalnya. Konon kabarnya, kekentalan dan kehitaman Semur Betawi lebih-lebih dibandingkan semur daerah lain, seperti Jawa. Sesuai tradisi, Semur Betawi dimasak dalam waktu lama sampai kuahnya hitam kental. Cara ini tak hanya mengempukkan daging tapi juga membuat bumbunya meresap. </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; line-height: 22px;"><span class="Apple-style-span" style="color: black; line-height: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Beberapa waktu silam, bersenjatakan daging sapi seumprit kami mencoba memasak Semur Betawi. Sudah terbayang jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memasaknya. Daripada sayang masak daging seumprit doang, beberapa potong tahu turut serta diceburkan di dalam semur. Sebenarnya Semur Tahu Betawi saja, tanpa daging, juga tak kalah enaknya. Di daerah saya, banyak pengusaha kuliner rumahan menawarkan menu sarapan nasi uduk atau nasi ulam dan "semur selain daging" jadi salah satu pelengkap. Nb : Selain daging maksudnya tahu, telur bulat, bahkan jengkoool. Nyam. Senang rasanya melihat potongan lauk pauk sederhana yang berwarna co</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: black; line-height: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">kelat kehita</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: black; line-height: normal;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">m-hitaman meresap ini, dengan lembaran daun salam yang dibiarkan melayang-layang apa adanya di kuah dalam panci jualan mereka :). </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sebelum tercebur, goreng dulu tahunya dengan gaya potongan yang dikehendaki (sebaiknya jangan ketebelan supaya peresapan bumbu nggak kelamaan). Trus masukinnya jangan bareng daging, biar nggak ancur, pas daging setengah empuk. Sebaiknya gunakan rempah-rempah yang segar, bukan berupa bubuk. Dulu sempat pake yang bubuk pala tapi aromanya malah kurang kuat. Terakhir, kumpulkan kesabaran kita karena masak Semur Betawi luamaa. Tapi nggak papa biar bakteri pembusuknya mati dan semurnya lebih awet. Selain itu, makin lama dimasak, keharuman dan kelezatan semur meningkat, inilah bayaran berharga bagi kita yang telah berkorban waktu dan gas :). Pssssttt, sebenarnya semur di foto berikut masih prematur alias masaknya kurang lama, warna kurang gelap plus kuah masih encer. Ketika semur kami disimpan untuk keesokan harinya lalu di panaskan berulang-ulang malah tambah seudeppp, sesuai teori diatas deh ;). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPn9akk0aNbKYGqgnpAG027Fk4X_iQj_tzvyEuG28kB_GCRGy28gf0gyAIgRlX7tp6aQbwpBxwe-caRL2XfuKLN74eoiqwDy-Sfv9kVbM-rHKSodpNXh1FGbTd4rNEmxtfn7OkS6pd97c/s1600/SEMUR+BETAWI.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPn9akk0aNbKYGqgnpAG027Fk4X_iQj_tzvyEuG28kB_GCRGy28gf0gyAIgRlX7tp6aQbwpBxwe-caRL2XfuKLN74eoiqwDy-Sfv9kVbM-rHKSodpNXh1FGbTd4rNEmxtfn7OkS6pd97c/s1600/SEMUR+BETAWI.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Resep yang kami gunakan berdasarkan contekan Sajian Sedap. Tapi kalo komposisinya melenceng dikit bisa kok, resep berikut hanya sebagai ancar-ancar. Disini kami melewatkan tomat dan jinten karena persediaannya kosong. Tapi masih semangat, hehe enak juga. Silakan dicoba :) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Semur Betawi (Sumber : </span><a href="http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/6522/semur-betawi"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sajian Sedap</span></a><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">)</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Bahan :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">400 g daging sapi, potong kotak</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">2 buah tomat, potong-potong</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">4 butir bawang merah, iris tipis</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">2 lembar daun salam</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">3 buah cengkeh</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">4 cm kayumanis</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1 buah bunga pala</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">2 sdm kecap manis</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1 sdt garam</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1200 ml air</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1 sdm minyak untuk menumis</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1 sdm bawang merah goreng untuk taburan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Bumbu Halus :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">3 siung bawang putih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1/2 sdt merica</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1 sdt ketumbar</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1/4 sdt jintan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">2 butir kemiri, sangrai</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">2 cm jahe</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Cara Pembuatan :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1. Panaskan minyak. Tumis bawang merah, daun salam, cengkeh, kayumanis, bunga pala, dan bumbu halus sampai harum.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">2. Masukkan daging sapi, aduk sampai berubah warna. Tambahkan tomat. Aduk sampai layu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">3. Masukkan kecap manis, garam, dan air sedikit-sedikit. Masak sampai matang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">4. Sajikan dengan taburan bawang merah goreng.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Sumber :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">1. </span></b><a href="http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/asalusul.semur/004/002/67"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/asalusul.semur/004/002/67</span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">2. </span><a href="http://female.kompas.com/read/2011/08/26/14424176/Semur.Hidangan.Sarat.Tradisi.Saat.Lebaran"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">http://female.kompas.com/read/2011/08/26/14424176/Semur.Hidangan.Sarat.Tradisi.Saat.Lebaran</span></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">3. </span><a href="http://asri-simplekitchen.blogspot.com/2009/10/semur-betawi.html"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">http://asri-simplekitchen.blogspot.com/2009/10/semur-betawi.html</span></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">4. </span><a href="http://meinekuechemrsp.blogspot.com/2010/12/semur-tahutelur-dan-kentang-betawi.html"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">http://meinekuechemrsp.blogspot.com/2010/12/semur-tahutelur-dan-kentang-betawi.html</span></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 15px;"><b><br /></b></span><span class="Apple-style-span" style="color: #666666; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 15px;"><br /></span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #666666; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 15px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<b><br /></b></div>
</div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-71302534704840464222014-10-18T15:38:00.000+07:002014-10-18T15:38:32.979+07:00Seri Mie Nusantara 1 : Bakmi Godhog <div style="text-align: justify;">
Sekarang cerita kita tentang Bakmi Godhog. Sudah pernah nyicip <a href="http://kotajogja.com/kuliner/index/2">Bakmi Godhog Kadin</a> yang tersohor di Yogyakarta? Mudah-mudahan sudah dapat gambaran mengenai penampakan bakmi ini. Sebenarnya tempat makan bakmi godhog yang enak bukan hanya di Bakmi Kadin, bukan pula hanya di Yogyakarta, daerah-daerah di Jawa Tengah (misalnya <a href="http://terasolo.com/kuliner/mie-anglo-bakmi-jawa-khas-solo.html">Solo</a>, <a href="http://wisatakuliner.com/kuliner/tempat-makan/item/bakmi-jowo-pak-gareng.html">Semarang</a>) dan <a href="http://makananindonesia-top.blogspot.com/2014/05/bakmi-godog-khas-kediri.html">Jawa Timur</a> bahkan <a href="http://food.detik.com/read/2012/10/29/154857/2075253/289/3/mana-bakmi-godog-yang-paling-medhok-dan-sedep">Jakarta</a> juga dapat ditemui. Pada beberapa tempat makan yang masih mempertahankan metode tradisional, wajan besi yang digunakan tidak terlalu besar dan bakmi dimasak per porsi. Memasaknya pun masih menggunakan anglo tanah liat dan arang. Walaupun kedengaran kurang praktis, konon kabarnya metode tersebut turut meningkatkan cita rasa dari bakmi godhog. Ciri khas bakmi ini berkuah (<i>godhog</i> artinya rebus dalam bahasa Jawa), namun kuahnya nggak sampai menenggelamkan mie-nya (istilahnya <i>nyemek</i>). Bumbu-bumbu yang digunakan relatif sederhana yaitu bawang putih, beberapa resep menambahkan bawang merah. Selain itu juga ditambah dengan kemiri, ebi kering, merica, dan garam. Ciri yang paling kuat dari bakmi godhog yaitu kuahnya! Dibuat dari kaldu ayam kampung pilihan yang lezat. Ya, ayam kampung memberikan cita rasa yang plus plus dibanding ayam negeri. Tapi itu kata mama saya, kalo untuk saya pribadi yang omnivora dan kurang peka, dua-duanya nggak ada beda hihi. Sebagai pelengkap bisa ditambah orak-arik telur (ingin mantap pakai telur bebek), bihun, bakso sapi, kol, sawi, dan tomat segar iris. Menjelang disantap, perkaya bakmi ini dengan taburan bawang goreng, emping, irisan rawit hijau dan acar timun. Berikut resep a la mama saya. Sebelum ditumis bawang putih dan kemiri direbus sebentar terlebih dahulu. Katanya supaya langu bawang putihnya nggak terlalu kuat. Begitu juga secara terpisah, daging ayamnya. Setelah cukup empuk dan matang (rebus dengan api kecil supaya kaldunya keluar), suwir-suwir ayamnya, sisihkan beserta kaldu (dalam resep ini saya beri nama <b>ayam suwir beserta kuah</b>). Bila kita tidak mau menggunakannya saat ini, bisa disimpan di freezer. Sewaktu-waktu mau bikin, tinggal cemplung. Bakmi godhog enak disajikan hangat-hangat, sebaiknya kita masak menjelang waktu makan. Beberapa bahan banyak minus di resep ini hehe, kalian bisa menambahkan sendiri sesuai selera :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZt2bNWx2zW1uJF0ie7ySe2b15kxuwBIMI1NSwkGvZymSZa8PqVrCjI6JB3kuJep9jAOLaf_-Wy2R2TBT36py3-NpAfBjWXCQ36Q_t_S5OEIvuH7Z7Lkv5EYbHrHDTrdf-Ngr3QFqd24o/s1600/DSC01776.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZt2bNWx2zW1uJF0ie7ySe2b15kxuwBIMI1NSwkGvZymSZa8PqVrCjI6JB3kuJep9jAOLaf_-Wy2R2TBT36py3-NpAfBjWXCQ36Q_t_S5OEIvuH7Z7Lkv5EYbHrHDTrdf-Ngr3QFqd24o/s1600/DSC01776.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b>
<b>Resep Bakmi Godhog </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bahan :</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mie kering (Misal <a href="https://id-id.facebook.com/Ayam2Telor">Cap Ayam 2 Telur</a>/ <a href="http://www.cap3ayam.com/">Mie Telur 3 Ayam</a>) 1 bungkus</div>
<div style="text-align: justify;">
Ayam suwir beserta kuah 1/2 ekor ayam</div>
<div style="text-align: justify;">
Kol 1/2 buah (iris tipis kasar) </div>
<div style="text-align: justify;">
Tomat merah segar 1 buah (potong ukuran sedang)</div>
<div style="text-align: justify;">
Daun bawang ukuran besar 1 buah (iris serong)</div>
<div style="text-align: justify;">
Telur ukuran besar 1 butir</div>
<div style="text-align: justify;">
Merica secukupnya</div>
<div style="text-align: justify;">
Kaldu ayam bubuk 1/2 bungkus kecil</div>
<div style="text-align: justify;">
Garam secukupnya</div>
<div style="text-align: justify;">
Minyak untuk menumis secukupnya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bahan yang Dihaluskan :</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bawang putih rebus 4 siung besar</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemiri 3 butir</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bahan Pelengkap :</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bawang goreng</div>
<div style="text-align: justify;">
Acar timun</div>
<div style="text-align: justify;">
Cabe rawit hijau</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Cara Membuat :</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Rebus mie kering sampai matang, tapi jangan kelunakkan karena akan dimasak lagi. Tiris dan sisihkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Tumis bawang putih dan kemiri halus sampai matang dan tidak langu. Masukkan telur, orak arik sampai matang.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Masukkan irisan bakso dan rebusan ayam suwir. Jika kaldunya kurang bisa ditambah air secukupnya. Rebus sampai mendidih. Masukkan irisan kol. Aduk rata.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Beberapa saat setelah irisan kolnya masuk (jangan kematengan kolnya), masukkan mie no.1, irisan daun bawang, garam, merica, dan kaldu ayam bubuk. Icip-icip, masih kurang garam atau merica-kah bakmi godhog ini. Masak sebentar biar bumbu meresap.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Terakhir menjelang matang, masukkan irisan tomat. Intinya jangan memasukkan tomat terlalu awal supaya kuahnya nggak asem-asem gitu.</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Bakmi Godhog Yogya siap disantap dengan taburan bawang merah goreng, acar timun, dan irisan cabe rawit hijau.<br />
<br />
<b>Sajian : 5 - 6 porsi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Silakan dicoba resepnya, sebenarnya bisa dikutik-kutik sesuai selera kalian. Kalau ada yang kenal dan ingin berbagi tentang bakmi godhog bisa cerita-cerita disini :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-23434698601514263612014-09-30T22:24:00.000+07:002014-09-30T22:24:28.292+07:00Gathot<div style="text-align: justify;">
Bukan Gatot si superhero lokal, bukan nama jalan, bukan singkatan "Gagal Total", apalagi namanya orang. Gatot yang dimaksud adalah makan olahan dari singkong, orang Jawa biasa menyebutnya "Gathot" atau juga "Gambleh". Awalnya mendengar tentang makanan khas Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta ini dari dosen dan beberapa teman kuliah. Paling cuma "manggut-manggut" tapi penasaran, sukar dibayangkan kalau nggak makan. Sodaranya Gatot, Tiwul, malah sudah nyoba lumayan tersedia di pasar tradisional Yogyakarta, dijajakan bersama cenil, getuk, lupis, <i>and friends</i> (lanjutannya nggak tahu namanya apa >_<). Kenapa saya sebut sodara? Soalnya asal muasal Gatot dan Tiwul sama, yaitu "Gaplek". Jangan salah kira, bukan gaplek "gagap teknologi", melainkan singkong yang dikupas kulitnya, diiris, trus dikeringkan (biasanya secara tradisional melalui penjemuran sinar matahari). Perjalanan Gaplek menjadi Gatot relatif sederhana kelihatannya. Gaplek yang sudah dikeringkan trus direndam dengan air kapur sirih selama 12 jam. Air rendaman Gathot mentah lalu dibuang, Gathot nya dibilas bersih, dipotong-potong sesuai ukuran yang dikehendaki kemudian dikukus 2 jam. Setelah matang, disimpan di wadah yang lebar agar cepat dingin. Dulunya bersama Tiwul, Gatot merupakan makanan pokok penduduk Gunung Kidul pengganti nasi. Tanah di Gunung Kidul cenderung kurang subur, kering, berdaya dukung rendah sehingga hanya tanaman tertentu seperti jagung, kacang-kacangan, dan singkong yang berhasil dibudidayakan. Semenjak tahun 1966, terjadi perubahan pola konsumsi nasi sebagai makanan pokok. Katanya sih, akibat perkembangan jaman dan urbanisasi. Kedua makanan tradisional ini pun tergeser menjadi makanan camilan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya sekarang di Jekardah, takdir mempertemukan saya dengan Gatot. Waktu itu Pakde baru pulang dari Yogyakarta dan Alhamdulillah dapet deh satu bungkus Gatot dan Tiwul :) Insya Allah kalau lagi rajin, saya review Tiwul instant, di sini ya. Baru setelah lama dianggurin (tapi nggak selama nganggurin blog ini hihi), kami berinisiatif memasak Gatot instant tersebut. Maklum makanan langka, jadi disayang-sayang (baca : disimpen). Tapi kalo disayang mulu, takutnya malah bisa kadaluwarsa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara mengolah Gatot instant mudah, asal nggak bikin sambil merem atau pas malem mati lampu aja. Gatot kering direndam semalaman, waktu itu mulai jam 21.00 sampai jam 06.00 pagi keesokannya. Trus dikukus sampai empuk, mencapai 1 jam kira-kira. Pokoknya dicek, kira-kira Gatotnya sudah cukup matang atau empuk belum. Kelapa parut biasanya menjadi pendamping si Gatot. Kukuslah bersama gatot biar hemat LPG. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxxlv9Fe_XqQTV4NuOzvdlI8NiMLAT-AWKjsZ0sjZEp2on937P6kc8a6MJSRthyPhEprPoag9UntS26Bdz4YsSKQ59k4E1kIvQf2a8KK-5mQhKWvsF7w3f3MMuqc07rxBPTDIpzoU3sXI/s1600/DSC01736.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxxlv9Fe_XqQTV4NuOzvdlI8NiMLAT-AWKjsZ0sjZEp2on937P6kc8a6MJSRthyPhEprPoag9UntS26Bdz4YsSKQ59k4E1kIvQf2a8KK-5mQhKWvsF7w3f3MMuqc07rxBPTDIpzoU3sXI/s1600/DSC01736.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8M9WDrxlXnYfzEBDdvp-y02d0xw2RJxmAho1TGlYVsHysPTath3tn3IOEA4-bkSUzMFbFhVjeou5qV8I41P4bNqHDG-Wlb8CNLJQHgH1TI7L86b55Ns4jddcZolQT401OSgaHKHxNZfk/s1600/DSC01738.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8M9WDrxlXnYfzEBDdvp-y02d0xw2RJxmAho1TGlYVsHysPTath3tn3IOEA4-bkSUzMFbFhVjeou5qV8I41P4bNqHDG-Wlb8CNLJQHgH1TI7L86b55Ns4jddcZolQT401OSgaHKHxNZfk/s1600/DSC01738.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa Gatot ini cenderung tawar, berarti ada keleluasan untuk berkreasi. Saya memutuskan untuk mengkreasikannya dengan ... taburan gula pasir (wkwkwk, nggak modal dan nggak kreatif :'D). Untuk orang tua, mereka malah nggak neko-neko, cukup gatot dan kelapa parut yang tawar. Apa yang membuat gatot menarik adalah warnanya yang hitam dan aromanya. Oh ya satu lagi, tekstur makanan ini lucu, agak kenyal-kenyal. Percaya nggak sih, suatu keajaiban singkong yang putih kekuningan karena proses biologis bisa menghitam. Sebenarnya Gatot adalah hasil kreativitas warga Gunung Kidul juga. Ceritanya Gaplek yang jadi bahan baku untuk tiwul kan mestinya warna putih (kualitas tinggi), hanya saja proses pengeringan alamiah kadang-kadang menghasilkan warna yang tak sempurna yaitu kehitam-hitaman (kualitas rendah) akibat sewaktu-waktu kena hujan. Kok bisa? Kelembaban yang tinggi memungkinkan bakteri dan jamur tumbuh, melalui mekanisme degradasi senyawa kompleks singkong oleh kedua mikroorganisme ini (yang saya kurang pahami), terciptalah warna hitam dan tekstur kenyal pada Gaplek. Gaplek hitam dibuang sayang, trus dibikin deh Gatot. Sekilas mendengar ceritanya mungkin agak serem ya tapi Gatot pada ambang batas (1 piring saya makan waktu itu) aman dikonsumsi. Alhamdulillah saya buktinyaaa masih hidup dan bisa cerita disini hoho :) Walaupun terpuaskan akhirnya bisa nyicip gatot yang melegenda sewaktu kuliah (Makaciii <a href="http://www.aremafood.com/store/jual-eceran-grosir-gathot-instan-arema-food">Gathot Heboh</a>, semoga semakin heboh mempopulerkan makanan unik-unik di Indonesia), sebenernya masih tersimpan keinginan untuk mencicipi gatot yang masih "segar" (rakus) mudah-mudahan suatu saat. Bagi yang sudah mencoba Gatot versi selain instant, silakan cerita-cerita di kolom komentar dibawah ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salam cerita kuliner Yogyakarta!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. http://kuliner.panduanwisata.com<a href="http://uliner.panduanwisata.com/indonesia/pulau-jawa/yogyakarta/gatot-makanan-idola-dari-daerah-tandus/">uliner.panduanwisata.com/indonesia/pulau-jawa/yogyakarta/gatot-makanan-idola-dari-daerah-tandus/</a></div>
<div style="text-align: justify;">
2. <a href="http://jogjatrip.com/id/647/Gatot">http://jogjatrip.com/id/647/Gatot</a><br />
3. <a href="http://www.litbang.deptan.go.id/download/one/104/file/Manfaat-Singkong.pdf">http://www.litbang.deptan.go.id/download/one/104/file/Manfaat-Singkong.pdf</a><br />
4. <a href="http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Pengolahan-Singkong-Teori-dan-Praktek.pdf">http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Pengolahan-Singkong-Teori-dan-Praktek.pdf</a><br />
5. <a href="http://upick-zone.blogspot.com/2012/10/jelajah-kuliner-bergizi-kangen-si-gatot.html">http://upick-zone.blogspot.com/2012/10/jelajah-kuliner-bergizi-kangen-si-gatot.html</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-61691098261318464772013-12-26T13:50:00.001+07:002013-12-26T13:51:27.077+07:00Bubur Manado<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: large;">Merasa bersalah dengan menu diet yang kurang bergizi? </span></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: large;">Kurangi kesalahan Anda, makan bubur Manado! </span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Agar tidak menguras kantong, <i>yuk</i> bikin sendiri :D Dalam sepiring bubur Manado tersedia beragam zat gizi yang diperlukan tubuh. Karbohidrat sebagai sumber tenaga berasal dari beras, jagung, ubi dan labu. Protein, zat pembangun, dari tempe goreng dan ikan asin. Serat, vitamin dan mineral disediakan oleh bayam, kangkung dan kacang panjang. Bagi penderita asam urat lain cerita ya, hehe. Sebenarnya bubur Manado buatan kami kali ini terlalu encer, hiks. Pesan moralnya yang dapat dipetik, jangan memasak beras dengan air terlalu banyak di awal. Sayuran yang dimasukkan terakhir-terakhir menyumbang air, membuat bubur bertambah encer. Perbandingan antara air dan beras juga tergantung pada jenis beras yang digunakan, ada yang suka air dan sebaliknya. </span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHVZAlScgd804H4oHJz-ebdE8UFYwEb4Wq9hL8XsBeQHNPdMFNQu1KQtu2U9K7Iz2dUhTz8Hxqp8q0TvCixYSnwl8sGO6ulaNr1ulfdWFnG_hIXDiZ1OwktH2beyuhZcSjBGDunvtSm7E/s1600/BUBUR+MANADO.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHVZAlScgd804H4oHJz-ebdE8UFYwEb4Wq9hL8XsBeQHNPdMFNQu1KQtu2U9K7Iz2dUhTz8Hxqp8q0TvCixYSnwl8sGO6ulaNr1ulfdWFnG_hIXDiZ1OwktH2beyuhZcSjBGDunvtSm7E/s640/BUBUR+MANADO.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<u><b><span style="font-size: large;">Resep Bubur Manado</span></b></u><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Bahan-Bahan Bubur :</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Beras 220 g</span><br />
<span style="font-size: large;">Air 2 - 2,5 liter (tadinya sekitar 3,5 liter jadinya terlalu encer)</span><br />
<span style="font-size: large;">Jagung muda 2 batang</span><br />
<span style="font-size: large;">Kangkung 1 ikat (kecil)</span><br />
<span style="font-size: large;">Bayam 1 ikat (kecil)</span><br />
<span style="font-size: large;">Kacang panjang 1 ikat (kecil)</span><br />
<span style="font-size: large;">Daun kemangi 3 ikat (kecil)</span><br />
<span style="font-size: large;">Ubi jalar (nggak pakai hehe, padahal kalau pake lebih nyam-nyam) </span><br />
<span style="font-size: large;">Labu kuning (nggak pakai juga nich hehe, padahal kalau pake lebih nyam-nyam)</span><br />
<span style="font-size: large;">Serai (kelupaan pakai)</span><br />
<span style="font-size: large;">Garam secukupnya</span><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Pelengkap</span></b><br />
<span style="font-size: large;">Ikan jambal roti/ikan asin goreng</span><br />
<span style="font-size: large;">Tempe goreng</span><br />
<span style="font-size: large;">Sambal terasi </span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Cara membuat :</b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1. Rebus air, garam dan beras sampai setengah matang. Masukkan jagung muda yang telah dipipil, batang serai yang telah digeprek, ubi jalar dan labu kuning.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2. Masak sampai nasi menjadi bubur. Masukkan kacang panjang. Setelah beberapa saat masukkan daun bayam dan daun kangkung. Terakhir ketika hampir matang masukkan daun kemangi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3. Sajikan bubur Manado hangat-hangat bersama ikan jambal roti goreng, tempe goreng dan sambal terasi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-31662306484905670912013-12-08T12:45:00.001+07:002013-12-08T12:45:25.526+07:00Seblak Basah<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pas sedang main ke sebuah pameran bulan Oktober lalu, saya menemukan sebuah stand yang cukup mencolok. Ada <i>X banner </i>bergambar<i> </i>ibu-ibu gendut berkacamata memakai celemek, beserta sebuah meja sederhana dimana disusun banyak tumpukan <i>paper cup</i> dengan berlogo si ibu. Judulnya <b>Mommy Seblak Basah</b> (<a href="https://twitter.com/mommyindo">@mommyindo</a>)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Seblak basah? Apaan <i>tuh</i>? </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiymFf2LhyNlLEOniQxI0LIGI5Q-HorMa6BtxnnsUSPsHlFR63An8WEVqAzPQXLDX22x9YD5-fjLo28uOtDUbjnR_pjSkRTOe7BoDPSF-BFvL-tlmQpathhXuxTkFv8LtxUhDfOrIcsvvg/s1600/SEBLAK+CKI+1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiymFf2LhyNlLEOniQxI0LIGI5Q-HorMa6BtxnnsUSPsHlFR63An8WEVqAzPQXLDX22x9YD5-fjLo28uOtDUbjnR_pjSkRTOe7BoDPSF-BFvL-tlmQpathhXuxTkFv8LtxUhDfOrIcsvvg/s640/SEBLAK+CKI+1.JPG" width="480" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Rupanya mereka menawarkan makanan tradisional khas Garut, Jawa Barat dengan konsep lebih modern. Ide kreatifnya adalah membuat seblak basah yang dapat dibuat lebih mudah oleh konsumen, tinggal diseduh air panas, semudah mengosumsi mie instant dalam <i>papercup</i>. Awalnya agak ragu membeli, tapi berhubung penasaran dan malu udah <i>sok-sokan</i> nanya ini itu kayak wartawan ibu kota hihi, saya pun jadi membeli. Harganya cukup terjangkau kalau nggak salah Rp 11.000. Di dalam kemasannya sudah tersedia semacam kerupuk tapioka setengah matang, minyak sayur, bumbu rempah, bubuk cabai, serta potongan sosis dan bakso sebagai pelengkap. Menyiapkan seblak basah instant ini super gampang, seduh kerupuk tapioka dengan air panas, tutup diamkan 3-5 menit (kalau saya lebih dari itu agar kerupuknya benar-benar matang), buang air seduhannya melalui lubang yang tersedia, masukin deh bumbu dan pelengkapnya, <i>plung-plung</i>. </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXpAKlc-8FHhCFTRUdf5GNo_fcjkofWvtJv_7MbjzL6bwgI_L-RgM99qij-Zn0fmmA2_Qax5PxSJmnhjuRyM75sR2v1AsvuQXhYCG8_mrK0ahyClz8IPEYuqIRRDux04HGyYcIz6Cg-xI/s1600/SEBLAK+CKI2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXpAKlc-8FHhCFTRUdf5GNo_fcjkofWvtJv_7MbjzL6bwgI_L-RgM99qij-Zn0fmmA2_Qax5PxSJmnhjuRyM75sR2v1AsvuQXhYCG8_mrK0ahyClz8IPEYuqIRRDux04HGyYcIz6Cg-xI/s640/SEBLAK+CKI2.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;">Cita rasanya aneh-aneh unik, rasa pedas dan gurih menjadi satu. Saya tidak memasukkan seluruh bubuk cabai takut perutnya mules. Tekstur seblak basah yang diproduksi di Cimahi, Jawa Barat ini "lucu" banget, lembut dan agak kenyal-kenyal. Bagi yang bosan makan mie instant dalam kemasan <i>papercup</i>, sajian khas Indonesia ini bisa dicoba lho :)</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPd8tRV8Dy1LDGWMPpKFUTvB1NrkKw1vF-I2aMD4vZ0NdlBesKnrQvR8ClsgDmKKv-uz4AbWd6YuJ2XWRfLvraP2OBBfdqpwQtRAfTuX6gqHsGP0UvwlquWaK72zmL21fdYxP6BKHS2GM/s1600/SEBLAK+CKI3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPd8tRV8Dy1LDGWMPpKFUTvB1NrkKw1vF-I2aMD4vZ0NdlBesKnrQvR8ClsgDmKKv-uz4AbWd6YuJ2XWRfLvraP2OBBfdqpwQtRAfTuX6gqHsGP0UvwlquWaK72zmL21fdYxP6BKHS2GM/s640/SEBLAK+CKI3.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;">Jadi penasaran ingin mencicipi seblak basah versi nggak instant. Tapi apa boleh dikata, nun jauh di Bandung sono ;(. Denger-denger jajanan kaki lima murah meriah ini lumayan <i>hits</i> di Kota Kembang. Awalnya menggunakan bahan dasar berupa kerupuk Sumber Sari, itu tuh kerupuk berwarna oranye yang biasa digunakan abang-abang penjual nasi goreng, bubur ayam, nasi kuning, kupat tahu dan lain-lain sebagai taburan. Dalam perkembangannya, kerupuk yang digunakan bervariasi, bahkan ada yang menggunakan kerupuk ikan tenggiri. Asal jangan kerupuk udang karena mempengaruhi aroma dan tekstur. Inovasi seblak basah terus berlanjut dengan digantikannya kerupuk oleh makaroni, kwetiau, ceker ayam. Bumbu dasarnya cukup sederhana antara lain bawang putih, cabai, garam, dan kencur. Ada yang menambahkan bawang merah, tomat dan daun bawang. Tiap penjual memiliki kekhasannya sendiri. Pastinya, seblak basah yang enak identik dengan rasa pedas dan aroma kencur yang kuat. Kini, seblak basah "naik derajat" dengan dicampurkannya telur, ayam suwir, bakso, sayuran, mie, sosis. Tentu saja nilai gizi dari kuliner Indonesia ini ikutan naik. Yah, memang kalau dibayangkan seblak basah mirip-mirip mie atau kwetiaw rebus. Alkisah, dulu orang Garut kesulitan mendapatkan mie karena mahal harganya sehingga digantilah dengan kerupuk. </span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Kalau mau menyajikan seblak basahnya Mommy Seblak Basah <i>mah </i>gampang, membuat seblak basah yang nggak instant sedikit mengeluarkan keringat. Tidak se-hiperbola itu ding hehe, beberapa blogger mengatakan pembuatan seblak basah ini relatif mudah. Adonan kerupuk direndam di air panas/direbus atau dikukus sampai matang lalu ditiriskan. Bumbu-bumbu seperti bawang, kencur, cabai, garam dihaluskan kemudian ditumis sampai harum. Kemudian cemplungkanlah kerupuk yang telah dimasak sebelumnya beserta telur, ayam suwir, sayuran, sosis, bakso. Jika berminat <i>nyeblak</i> bisa dilihat resepnya <a href="http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/18509/seblak-basah-pedas#.UqP2w_vOFVg">disini</a> :)</span><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Sumber :</span></b><br />
<a href="http://www.okefood.com/read/2013/10/03/299/876227/menggoda-aroma-kencur-seblak-basah"><span style="font-size: large;">www.okefood.com</span></a><br />
<span style="font-size: large;"><a href="http://www.sayangi.com/gayahidup1/kuliner/read/4153/cemilan-tradisional-layak-cari-seblak-basah-bandung">www.sayangi.com </a></span><br />
<span style="font-size: large;"><a href="http://ariniayulestari.blogspot.com/2013/03/seblak-basah.html">www.aruniayulestari.blogspot.com</a></span><br />
<a href="http://www.fooddetik.com/"><span style="font-size: large;">www.food.detik.com</span></a><br />
<span style="font-size: large;"> </span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"> </span> </div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-43829493958026554612013-11-24T16:26:00.000+07:002013-11-27T08:29:08.659+07:00Kuwe Koya<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Bagi saya pribadi, kue-kue yang "berbau" kacang hijau rasanya tidak terlalu istimewa, membosankan. Suatu ketika saya dan mama berkunjung ke rumah mantan tetangga dimana kami disuguhi kue yang unik. <b>Kuwe Koya Cap Delima Tawon Tau Sa Ko</b>. Dengan diiringi rasa penasaran saya pun mencicipi kue kering berbentuk bundar yang terlihat rapuh tersebut. Benar-benar mengubah gambaran permanen tentang kue-kue "berbau" kacang hijau yang membosankan. Hmm...memang agak sedikit seret di tenggorokan. Ketiga digigit langsung "lumer" di lidah, harum, rasa manisnya benar-benar menyenangkan ditambah cita rasa kacang hijau yang khas. Bagian yang paling menghibur adalah isian si kuwe koya ini, berupa adonan berwarna hitam dengan terkstur dan cita rasa yang sedikit berbeda dari bagian luarnya. Sampai sekarang isian Kuwe Koya Cap Delima Tawon masih menjadi misteri yang belum terkuak hehe (mudah-mudahan bukan yang aneh-aneh). Kuwe koya cenderung sangat rapuh dan memerlukan kehati-hatian dalam mengonsumsinya karena jika tidak, serpihan remah-remahnya yang sangat halus akan mengotori.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimq5wYr5nSlGnjzaAogBLJt6bddzIE490f5lr9C9FecQm-C-ou1muBK5aGUYoCTXEpxFUp_125DFP66MoFwJVXeSJ1SkGNkyObRvPwQIoX_NnhmPTRGc3LwLBhNyPgTu8QmlyTuSt5lyI/s1600/CKI+KOYA+1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimq5wYr5nSlGnjzaAogBLJt6bddzIE490f5lr9C9FecQm-C-ou1muBK5aGUYoCTXEpxFUp_125DFP66MoFwJVXeSJ1SkGNkyObRvPwQIoX_NnhmPTRGc3LwLBhNyPgTu8QmlyTuSt5lyI/s640/CKI+KOYA+1.JPG" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Sepertinya kuwe koya masih sodaraan dengan <i>kue satu</i> (disebut demikian karena harus dicetak satu-satu dengan telaten) asal Jawa Barat dan Betawi trus sama <i>putu kacang</i> asal Makassar karena rasa mereka yang mirip-mirip. Bahan untuk membuatnya relatif sangat sederhana, hanya kacang hijau, gula pasir halus, perisa vanili dan sedikit air. Hanya saja membuatnya itu yang kelihatannya repot pot pooottt, mungkin ini sebabnya jarang ditemui di pasaran. Ngomong-ngomong saya belum menemukan resep kuwe koya di mbah google. Kebanyakan resep kue satu atau putu kacang. Jika berminat dan pasokan kesabarannya masih penuh bisa mencoba membuat kue satu dari resep di blog <a href="http://www.blogger.com/profile/14249431934454597742"></a><a href="http://catatan-nina.blogspot.com/2013/10/lbt-26-kue-satu.html">Bu Nina Agustina.</a></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn8xx_i8lGX8yaSPaVokgetFs700tYs3XTg5-PWoAgghPreeM9q5K7bM6zPfJS1168Z2aCpw8WkziSkYly-oOgnzXodGNGCUu-QVUrEd-Tl1y8KNN2EmYXOg6wWIWOVL-Vb7UjXeR2tNs/s1600/CKI+KOYA+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn8xx_i8lGX8yaSPaVokgetFs700tYs3XTg5-PWoAgghPreeM9q5K7bM6zPfJS1168Z2aCpw8WkziSkYly-oOgnzXodGNGCUu-QVUrEd-Tl1y8KNN2EmYXOg6wWIWOVL-Vb7UjXeR2tNs/s640/CKI+KOYA+3.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"> Proses pembuatannya dimulai dari <b>penyangraian</b> kacang hijau yang telah dilepas kulitnya.Penyangraian harus dilakukan hati-hati supaya tidak gosong tapi mesti sampai harum juga :D. Selanjutnya kacang sangrai <b>dihaluskan dan diayak</b>. <b>Pencampuran</b> dengan gula halus dengan air dilakukan kemudian sampai rata. Adonan <b>dicetak</b> sesuai keinginan dan diupayakan si kue cukup padat. Jika tak cukup padat bisa dibayangkan pas kue diambil langsung ancur berkeping-keping. Terakhir <b>pengeringan</b>, bisa dilakukan menggunakan oven atau dibawah terik matahari.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3ixkQz4X_5MrqL0eGoKL4sHnkKupr_ixuT8CsN7SRoOJWHCk49v3c9sh5k5cQJH-wKujgNCPP25v1jWQeVIKd7lmB-eCIRF7MGQqh14HRvd9_UIcWUx9CZ9rDI7xF8lo4Rf6o6thdic8/s1600/CKI+KOYA+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3ixkQz4X_5MrqL0eGoKL4sHnkKupr_ixuT8CsN7SRoOJWHCk49v3c9sh5k5cQJH-wKujgNCPP25v1jWQeVIKd7lmB-eCIRF7MGQqh14HRvd9_UIcWUx9CZ9rDI7xF8lo4Rf6o6thdic8/s640/CKI+KOYA+2.JPG" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<dl class="profile-datablock">
<dt class="profile-data">
<a class="profile-name-link g-profile" data-gapiattached="true" data-gapiscan="true" data-onload="true" href="http://www.blogger.com/profile/14249431934454597742" rel="author" style="background-image: url(//www.blogger.com/img/logo-16.png);">
</a>
</dt>
</dl>
<div style="text-align: center;">
</div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-23249642342274994782013-11-21T11:56:00.000+07:002013-11-21T11:58:22.531+07:00Ayam Bakar Pedas Manis<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Tadinya mau membuat ayam bakar khas Klaten dengan menggunakan resep <a href="http://marisa-tamara.blogspot.com/2013/10/ayam-bakar-klaten.html">Bu Marisa Tamara, </a>soalnya <i>ngidam</i> ayam bakar bercita rasa manis milik rumah makan sederhana langganan. Namun terjadi disorientasi selama di dapur, santan saya hilangkan dengan alasan kemarin menunya sudah berlemak-lemak ria. Kemudian ada bungkusan kecil sisa cabai giling, "Kayaknya pedes-pedes manis juga enak nih, tambah <i>aaah</i>,". Setelah dimasak, ayam bakar ini langsung difoto seadanya lalu saya <i>googling-googling</i> untuk mencari nama yang tepat untuknya. Hasilnya namanya bukan ayam bakar bumbu rujak, bukan ayam bakar bumbu Bali, bukan ayam taliwang, bukan ayam bakar khas Padang. <i>Nah,lo</i>! Ya sudah kita sebut saja ayam bakar malang ini "Si Ayam Bakar Pedas Manis". Berhubung bumbu-bumbu yang digunakan khas Indonesia bukan khas Perancis, sepertinya ni ayam masih relevan untuk masuk Cerita Kuliner Indonesia *maksa*. Cita rasanya tidak terlalu pedas karena gula jawa yang lumayan banyak. Semakin banyak bumbu semakin enak. Semakin dimasak lama dengan api kecil, bumbunya kian meresap. Sisa kuah yang mengental bisa dijadikan "sambal jadi-jadian" yang pas disajikan dengan ayam bakar. Hikmahnya disini kita tidak perlu repot-repot <i>ngulek </i>buat bikin sambal :D</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTsX5EyQJilesLYYZsrNgYiQDqanrqQx5zpOK0rFwVmjyLUBgHWNUxX1gxk6tkKoq8-Z62nPD9PmL-lflkVOFGKuLSXiibv00IRvoKgFKn-escI0RZStyAtSL72ogeiqfR2RB3Hdbtiuk/s1600/DSC01553.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTsX5EyQJilesLYYZsrNgYiQDqanrqQx5zpOK0rFwVmjyLUBgHWNUxX1gxk6tkKoq8-Z62nPD9PmL-lflkVOFGKuLSXiibv00IRvoKgFKn-escI0RZStyAtSL72ogeiqfR2RB3Hdbtiuk/s400/DSC01553.JPG" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuoMtVwn_h1n5HfQP9n-WuBxgVzYgpIFLkviN9qwZYPL24c1Xm62nuCfiOu98SeKau2qaPIFE_SY1266LkyyCkqL2KaK7ColVZ005x23bNFECMbI3myEpUEFYg8CY_PRAg7mutC3Uxx-w/s1600/DSC01566.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuoMtVwn_h1n5HfQP9n-WuBxgVzYgpIFLkviN9qwZYPL24c1Xm62nuCfiOu98SeKau2qaPIFE_SY1266LkyyCkqL2KaK7ColVZ005x23bNFECMbI3myEpUEFYg8CY_PRAg7mutC3Uxx-w/s400/DSC01566.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<u><b><span style="font-size: large;"> Resep Ayam Bakar Pedas Manis</span></b></u></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Bahan :</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1/2 ekor ayam negeri (sebetulnya saya tak tahu ukuran pastinya yang jelas tidak terlalu banyak)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">7 buah bawang merah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">4 siung bawang putih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1 lembar daun salam ukuran besar</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1 ruas lengkuas</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1/2 ruas kunyit </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3 batang sereh ukuran kecil</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1 sdm ketumbar bubuk </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2 butir kemiri</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3 sdm cabai giling atau sesuai selera</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">11/2 blok gula jawa ukuran kecil</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1 sdm garam atau sesuai selera</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Air secukupnya</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Minyak goreng secukupnya </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Cara Membuat :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1. Tumis bawang merah, bawang putih dan kemiri yang telah dihaluskan sampai harum dan bau langunya hilang. Masukkan daun salam, sereh, lengkuas, ketumbar, cabai giling. Tumis hingga harum.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2. Masukkan ayam, air secukupnya, gula jawa, garam. Matangkan dengan api sedang pada awalnya, jika sudah meletup-letup kecilkan api agar bumbu meresap.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3. Setelah kuah semakin mengental dan berkurang, pisahkan ayam dan kuahnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">4. Menggunakan teflon atau <i>Happy Call</i> (<i>ups</i>!), "bakar" dengan api kecil ayam yang sudah diungkep sampai timbul sedikit efek hitam gosong-gosong serasa dibakar diatas arang :D</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">5. Sajikan menggunakan kuah mengental tadi.</span></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-42984419005321324722013-11-20T20:47:00.000+07:002013-11-20T20:48:14.376+07:00Nasi Bogana<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Zaman kecil, muda, belia dulu, saya pernah diajak makan gratis oleh budhe, tepatnya di sebuah restoran mungil tapi ditata apik, <b>Koko Bogana</b> daerah Jl. Cikajang, dekat Pasar Santa, Jakarta Selatan. Kami mencicipi nasi rames khas Tegal, Jawa Tengah, nasi bogana. Nasi bersama lauk pauknya (yang saya lupa apa jenisnya) disajikan dalam porsi kecil dan dikemas dengan daun pisang. Sedap sekali! Apa juga mungkin karena porsinya sedikit jadi terasa demikian ya, makan di porsi terlalu besar akan mengurangi kenikmatan. Beralih ke zaman sekarang ketika beranjak dewasa :P, ibu mengajak saya membuat nasi bogana sebagai sajian pengajian minggu depan. Mulalilah hari Minggu kemarin kami bereksperimen membuatnya. Ternyata jenis lauk pauknya, terutama apabila kita orang Jawa Tengah, sudah familiar. Artinya dalam beberapa kesempatan seperti lebaran, ada yang sering kita buat. Sebut saja ayam opor, sambal goreng kentang, kering tempe, nasi uduk. Sebenarnya ini masih minus beberapa lauk lain, dengan perbandingan rumah makan selain Koko Bogana hehe, seperti telur (bulat) balado, abon daging basah (sengaja tidak dikeringkan seperti abon pada umumnya), oseng-oseng kacang panjang tempe dan sayur lalapan. Dan yang paling kurang adalah pembungkus daun pisang karena di beberapa kesempatan saya selalu melihat nasi ini dibungkus dengan daun beraroma harum tersebut. Berikut ini bahan-bahan untuk membuat nasi bogana. Maaf beribu maaf berhubung ibu saya yang meracik bahan-bahannya, sedangkan saya hanya bagian mengaduk-aduk di wajan, <i>ngelap-ngelap</i> dan pencucian piring, komposisi bahan-bahan tidak terlalu dicatat apalagi diperhatikan. Prinsipnya keseimbangan saja, jika bahan pembawa cita rasa (seperti ayam, kentang, ati ampela, tempe) jumlahnya banyak, maka jumlah bahan pemberi cita rasa ( bawang, sereh, cabai, laos, daun salam, gula, garam) harus disesuaikan, tidak terlalu sedikit misalnya :D</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjtpDaOVZiK-Z0ywV6BHXFnZQEVD1o7TJklzZNRF8GAHwyhyt2O-7xGoa9xA1GT61Ijv14Q6YzixdEG8JATXuvzm6AK6DTWId_92T6oMXOt-MVZ6PcfJ9rho3utFB7MelnpKPTytWZm-c/s1600/CKI.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjtpDaOVZiK-Z0ywV6BHXFnZQEVD1o7TJklzZNRF8GAHwyhyt2O-7xGoa9xA1GT61Ijv14Q6YzixdEG8JATXuvzm6AK6DTWId_92T6oMXOt-MVZ6PcfJ9rho3utFB7MelnpKPTytWZm-c/s640/CKI.JPG" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<u><b><span style="font-size: large;">Nasi Uduk</span></b></u></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Bahan :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Beras, air, santan, garam, sedikit sereh dan daun salam</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Cara Membuat :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1. Masak beras di <i>rice cooker</i> sampai setengah matang</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2. Masak santan dengan garam sampai mendidih, masukkan nasi setengah matang lalu aduk hingga rata</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3. Kukus nasi yang sudah tercampur rata dengan santan sampai matang. Pada air untuk mengukus ditambahkan sereh dan daun salam. Ibu sengaja tidak menambahkannya pada nasi langsung karena takut "mengotori" penampakan nasi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<u><b><span style="font-size: large;">Sambal Goreng Kentang dan Ati Ampela</span></b></u></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Bahan :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Kentang (dipotong kotak-kotak kecil, digoreng, ditiriskan), ati ampela (dipotong-potong kecil), udang kecil, minyak goreng untuk menumis, bawang putih, bawang merah, cabai giling, gula jawa, garam, salam, laos, santan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Cara Membuat :</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1. Tumis bawang merah dan putih yang telah diiris tipis-tipis, sampai harum dan sedikit kecokelatan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2. Masukkan cabe giling, tumis sebentar sampai harum</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3. Masukkan sedikit air, udang dan ati ampela, aduk. Beberapa saat kemudian setelah udang dan ati ampela terlihat matang masukkan santan, aduk rata. Tambahkan gula jawa dan garam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">4. Masukkan kentang dan aduk rata. Kentang dimasukkan setelah santan beserta bumbu, udang, ati ampela telah matang dan meresap baik. Lanjutkan memasak hingga sambal goreng semakin berkurang airnya. Jangan lupa diaduk-aduk dan diawasi apinya supaya tidak gosong pada bagian dasar.</span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<u><b><span style="font-size: large;">Opor Ayam</span></b></u><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Bahan :</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Ayam rebus yang sudah disuwir, bawang merah, bawang putih, jahe, salam, laos, daun jeruk, sereh, ketumbar, merica, garam, gula merah, santan</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Cara Membuat :</b></span><br />
<span style="font-size: large;">1. Tumis bawang merah dan bawang putih yang dihaluskan sampai hilang bau langu, masukkan jahe, salam, laos, daun jeruk, ketumbar. Tumis kembali sampai harum.</span><br />
<span style="font-size: large;">2. Masukkan ayam rebus yang telah disuwir, santan, gula merah, merica, garam, matangkan sampai airnya berkurang (tidak terlalu "berkuah" seperti opor ayam pada umumnya). Jika kondisi ini terjadi *hadoooh ribet bahasanya*, matangkan terus selama beberapa saat sambil diaduk-aduk agar tidak gosong.</span><br />
<span style="font-size: large;"><b> </b></span><br />
<u><span style="font-size: large;"><b>Kering Kentang & Tempe</b></span></u><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Bahan :</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Kentang yang diiris kotak tipis-tipis, tempe yang diiris tipis-tipis, kacang tanah</span><br />
<span style="font-size: large;">Bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting, laos, salam, asam jawa, gula merah, garam</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Cara Membuat :</b></span><br />
<span style="font-size: large;">1. Goreng sampai kering tempe dan kentang, sisihkan.</span><br />
<span style="font-size: large;">2. Tumis bawang merah, bawang putih, salam, laos, cabai merah keriting sampai harum dan tidak langu. Angkat dan sisihkan. Pindahkan sisa minyak dari penggorengan di tempat terpisah.</span><br />
<span style="font-size: large;">3. Masak gula merah, air, asam jawa, gula pasir, kecap manis, garam sampai mengental. Jika hampir mengental masukkan bahan-bahan di no 2.</span><br />
<span style="font-size: large;">4. Setelah campuran gula merah mengental, kecilkan api, masukkan kering tempe dan kentang no.1 aduk hingga merata</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMo7QxqfeIJiO99_diXguRzSipDxVtqdsbXMC0tK4rRf8h90JRleOkQFhc9_zpfsi6aWChZ5-qoOcKnfW4-D0w6SV6ZYFKXHgO5leJ6-FozQa1AwfsFcMIKYRV2viMg7DqlKfkGDixWnE/s1600/CKI+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMo7QxqfeIJiO99_diXguRzSipDxVtqdsbXMC0tK4rRf8h90JRleOkQFhc9_zpfsi6aWChZ5-qoOcKnfW4-D0w6SV6ZYFKXHgO5leJ6-FozQa1AwfsFcMIKYRV2viMg7DqlKfkGDixWnE/s640/CKI+2.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<br />
<span style="font-size: large;">Udah deh, nyam nyam. Tinggal kalo ada daun pisang, tata nasi dan tetek bengek lauknya nasi bogana diatasnya lalu bungkus dengan tusuk gigi (hehe kalau mau praktis) atau potongan lidi disematkan dikedua ujung bungkusan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-77278219602461492232013-10-05T10:27:00.000+07:002013-10-05T10:29:47.072+07:00Wedang Uwuh<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Dari namanya saja sudah menggelitik. Dalam Bahasa Jawa, <i>wedang</i> berarti minuman sedangkan <i>uwuh</i> itu sampah. Minuman sampah. Walaupun begitu, cita rasa dan manfaat minuman asli Imogiri Daerah Istimewa Yogyakarta ini jauuuuuh dari arti namanya.<i> </i>Penampilan apa adanya, sebelum dipisahkan dari bahan rempah-rempahnya yang mirip "timbunan-dedaunan rontok-di-pekarangan-rumahku", mungkin menyebabkan si penemu tega menamakan <i>uwuh</i> disini. </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc8qPPlRNEo4lCc6vhhRxol8S5oz2Rky0JhR8lc4oafOuJP0xEB3h4HgoaQb6Bs6toMFmgHQ8B3TW7cbrCmcuOX93a2vQRH9vrfKWIoyCallA4v9Jc_8Dk4ojT1fQHdVUfHATJj59Hk0M/s1600/WEDANG+UWUH+SEDUH.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc8qPPlRNEo4lCc6vhhRxol8S5oz2Rky0JhR8lc4oafOuJP0xEB3h4HgoaQb6Bs6toMFmgHQ8B3TW7cbrCmcuOX93a2vQRH9vrfKWIoyCallA4v9Jc_8Dk4ojT1fQHdVUfHATJj59Hk0M/s400/WEDANG+UWUH+SEDUH.JPG" width="300" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;">Konon kabarnya, wedang uwuh ditemukan secara tidak sengaja. Sekitar tahun 1630, Sultan Agung menyuruh <i>abdi dalem</i> (pembantu raja) untuk dibuatkan minuman yang dapat menghangatkan badan sebagai pendamping ritual meditasi. Sultan Agung adalah Raja Mataram yang kala itu sedang mencari lokasi yang sakral untuk pemakaman raja-raja. Pada awalnya, minuman yang dibuat hanya wedang secang. Sementara Si Sultan sedang meditasi dibawah pepohonan, ditaruhlah wedang secang tersebut didekatnya. Angin bertiup kencang sehingga daun-daun berterbangan dan jatuh ke...wedang secang. Selanjutnya kalian tebak-tebak sendiri<i> lah ya</i> ceritanya atau mau tahu kelanjutannya <a href="http://www.wedanguwuh.web.id/Asal-Usul.html">di sini</a> (pegel ngetik ;)). </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuiQzDoIvYY6tKErD7nM1PUrUHmrzC6jduWPLL958fYznkf9lzy7MqRVua2RoegNfRqoEP_ukC1dh-kT9el5_Mt0ZOzfem4o7DE7jz5cqAOQJ8NmwonOa5kM4g-bKtAO6wuaKsKuR_3Y8/s1600/WEDANG+KERING.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuiQzDoIvYY6tKErD7nM1PUrUHmrzC6jduWPLL958fYznkf9lzy7MqRVua2RoegNfRqoEP_ukC1dh-kT9el5_Mt0ZOzfem4o7DE7jz5cqAOQJ8NmwonOa5kM4g-bKtAO6wuaKsKuR_3Y8/s400/WEDANG+KERING.JPG" width="300" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;">Jika ingin membuat ramuan wedang uwuh sendiri sebaiknya dipikir-pikir lagi. Masalahnya ada banyak rempah-rempah berkhasiat yang harus dicari sebagai bahan penyusunnya belum lagi menyusun formula rempah-rempahnya. Mending beli yang sudah siap diseduh :). Harga pasarannya juga tidak terlalu mahal. Wedang uwuh terbuat dari jahe, kayu secang, daun cengkeh, daun kayu manis, cengkeh dan daun pala. Plus gula batu sebagai pemanis alami. Semua bahan-bahan tersebut dicampur jadi satu dan diseduh dengan air panas. Diminum sebelum suhu wedangnya turun. Rasanya enak dan menghangatkan, jika wedang jahe yang dominan adalah rasa jahenya (<i>yaiyalahh</i>), minuman ini dominan cita rasa cengkeh yang nikmat. Sarannya, jangan menambahkan terlalu banyak gula sehingga cita rasa unik menghangatkannya tidak tertutup. Manfaat yang dimiliki wedang uwuh cukup banyak. Didukung oleh rempah-rempah yang berkhasiat. Jahe membantu mencegah penyumbatan pembuluh darah dan membantu menyembuhkan radang sendi. Kayu secang yang menyebabkan warna minumannya merah, mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Wedang uwuh dipercaya bisa menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh, melegakan pernapasan, mengusir masuk angin dan perut kembung. Tentunya efek kesehatan muncul dengan dosis tertentu (yang belum saya dapat informasinya :)) dan frekuensi minum yang teratur. Yang jelas ketika meminumnya, tubuh kita akan langsung terasa hangat, enak banget dinikmati kala udara sedang dingin-dinginnya. Oh ya, rasanya juga enak, lho.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqiws4nm7S-ZBSz4CuzZoaCNQ7Mkh8CWdpZHX4uIeCr5M4U8hZrhTC7tcEX5y_3FZTS7sS0fXYbnZ_5muc-DF1BySsi9xkl_z8xPEODQ7K6EiUm4k1lC91hbiPg7NHYhS-m9gPqL_QxXU/s1600/WEDANG+UWUH+JADI.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqiws4nm7S-ZBSz4CuzZoaCNQ7Mkh8CWdpZHX4uIeCr5M4U8hZrhTC7tcEX5y_3FZTS7sS0fXYbnZ_5muc-DF1BySsi9xkl_z8xPEODQ7K6EiUm4k1lC91hbiPg7NHYhS-m9gPqL_QxXU/s400/WEDANG+UWUH+JADI.JPG" width="300" /></a></div>
<span style="font-size: large;"></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpsW1QaI4PYommiqUTFDFsGtZdHdslwKheiBAlsu2JUUT3U2U2qlC6MTmt7CHJX4bI8RzvjqcpYql2vTY3KuBANuflqhGo06e1B41hgKosDH5jCRqI6rH_bVNKsd8vrRpOErZflLCvqtg/s1600/KEMASAN+WEDANG+UWUH.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpsW1QaI4PYommiqUTFDFsGtZdHdslwKheiBAlsu2JUUT3U2U2qlC6MTmt7CHJX4bI8RzvjqcpYql2vTY3KuBANuflqhGo06e1B41hgKosDH5jCRqI6rH_bVNKsd8vrRpOErZflLCvqtg/s400/KEMASAN+WEDANG+UWUH.JPG" width="300" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: large;">Kemarin saya dapat wedang uwuh oleh-oleh dari Yogyakarta dari orang tua. Ada 3 jenis, jenis wedang uwuh <i>instant</i> (butirannya paling halus, nggak perlu disaring), jenis seduhan <i>original</i> (seperti di foto) dan jenis seduhan yang lebih halus rempah-rempahnya. Paling suka bentuk yang ketiga, soalnya aroma rempahnya kuat dan ekstraksinya lebih cepat. Cucok untuk orang yang nggak sabaran pingin segera minum seperti saya hehe. </span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Wedang Uwuh Azadiene</b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><span><span class="text_exposed_show"> </span></span></b><span><span class="text_exposed_show">email : progress_jogja@yahoo.com</span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span><span class="text_exposed_show">telepon : </span></span><span><span class="text_exposed_show"><span><span class="text_exposed_show">0856 43318 048</span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span><span class="text_exposed_show"><span><span class="text_exposed_show">facebook fan page : <a href="https://www.facebook.com/pages/Wedang-Uwuh-Azadiene/258876814137727">Wedang Uwuh Azadiene</a></span></span></span></span><b><span><span class="text_exposed_show"> </span></span></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><span><span class="text_exposed_show"> </span></span> </b> </span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Sumber :</span><br />
<span style="font-size: large;">(1) Artikel "Wedang Uwuh = Minuman Sampah?" dalam <a href="http://eviindrawanto.com/">http://eviindrawanto.com/2013/03/wedang-uwuh-minuman-sampah-berkhasiat/</a></span><br />
<span style="font-size: large;">(2) Artikel "Wedang Uwuh, Minuman Sampah yang Kaya Manfaat" dalam website <a href="http://inloveindonesia.com/wedang-uwuh-minuman-sampah-yang-kaya-manfaat/">http://inloveindonesia.com/wedang-uwuh-minuman-sampah-yang-kaya-manfaat/</a></span><br />
<span style="font-size: large;"> </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-59591393950136105682013-03-29T17:58:00.000+07:002013-03-29T17:58:34.318+07:00Rendang<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Hari ini tidak ada angin ataupun hujan, tiba-tiba kepingin membuat rendang. Seharusnya menggunakan daging sapi. Namun saya ke pasar terlalu siang dan tukang daging sapi sudah pada bubar. Mengintip di <i>freezer</i>, ada ayam punya mama beberapa bungkus kecil. Nggak tahu <i>deh</i> udah dari jaman kapan hehe, langsung saja disikat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Resep disini berdasarkan <b>Bonus Resep dari Tabloid Saji 262-19 Maret 2013, "7 Set Inspirasi Makanan Rantangan"</b>. Dengan sejumlah penyesuaian hihi. Jangan lupa memasukkan ayam mentah pas santan berbumbunya sudah matang-mengental, berpedoman tips dari <a href="http://budiboga.blogspot.com/2012/05/aneka-resep-rendang-populer.html">Gizi dan Kuliner by Budi</a>, supaya ayamnya tidak hancur. Saya sendiri memasukkannya terlalu awal, ternyata pas bumbunya mengering, diaduk-aduk supaya bawahnya nggak gosong, ayamnya sukses hancur luluh lantak :(! Saya sampai harus menjelaskan ke orang rumah kalau itu rendang saking bentuknya acak-acakan. Soal rasa, lumayan gurih, tidak terlalu pedas dan<i> spicy</i>. Tapi tidak mirip rendang favorit di rumah makan Padang terkenal, yang bisa cokelat kehitaman, wanginya enak dan berminyak-minyak. Kalau ada yang tahu cara membuatnya boleh tuh di-<i>sharing</i> di Cerita Kuliner Indonesia :) Mari-mari.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI1n5S07h_WH-r3ubC9X079LVR2ZSZvxK8YLQLMhYvedJh3yfSSJlP31NiHBr3HILmDKGC7TAhIlkTw1IL05cFzPauOaiBIO1aL0wxtpk_JXnOUNn82M0jq_U-P1ttuzallxiftKwZgrY/s1600/RENDANG.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI1n5S07h_WH-r3ubC9X079LVR2ZSZvxK8YLQLMhYvedJh3yfSSJlP31NiHBr3HILmDKGC7TAhIlkTw1IL05cFzPauOaiBIO1aL0wxtpk_JXnOUNn82M0jq_U-P1ttuzallxiftKwZgrY/s640/RENDANG.JPG" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Resep Rendang</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Bahan </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">400 g daging rendang, dipotong melawan serat tebal 2 cm <span style="color: #cc0000;">(pakai daging ayam negeri)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3 cm lengkuas, memarkan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2 batang serai, ambil putihnya, memarkan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2 lembar daun kunyit, simpulkan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2 butir kelapa, parut, peras menjadi 500 ml santan kental dan 2 l santan encer <span style="color: #cc0000;">(1 bungkus santan segar bungkusan, nggak jelas dari berapa buah kelapa)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Bumbu halus</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">12 buah cabai merah keriting <span style="color: #cc0000;">(pakai cabai merah gilingan yang nggak jelas dari berapa buah cabai)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">5 buah cabai merah besar <span style="color: #cc0000;">(nggak pake)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">12 butir bawang merah </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">4 siung bawang putih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">4 butir kemiri, sangrai <span style="color: #cc0000;">(pakai 6 dan tidak disangrai)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1/2 sdt merica butiran <span style="color: #cc0000;">(tidak pakai)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1 sdm ketumbar bubuk <span style="color: #cc0000;">(tidak pakai)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3 sdt garam</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1/2 sdt gula pasir <span style="color: #cc0000;">(pakai gula aren separuh)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Cara Membuat</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1. Rebus santan encer, lengkuas, serai, daun kunyit, dan bumbu halus sambil diaduk sampai mendidih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2. Tambahkan daging. Masak sambil diaduk sampai empuk dan kuah mengental.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3. Tuang santan kental. Masak di atas api kecil sambil diaduk sampai berminyak dan mengering.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pada kenyataanya, karena malas, saya tidak memasukkan santan kental (tahap 3) namun langsung memasukkan santan diawal (tahap 1). .</span></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-13461179077527079422013-02-07T21:50:00.001+07:002013-02-07T21:50:23.567+07:00Kupat Tahu <div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Ada <span style="font-size: large;">3</span> daerah, setahu <span style="font-size: large;">CKI</span>, yang "memiliki" kupat tahu. Bandung, Solo dan Magelang. Persamaannya <span style="font-size: large;">: </span>pasti menggunakan ketupat, tahu (<i>ya iyalah</i>) dan siraman kuah yang manis-pedas. Salah satu perbedaannya : pembuatan kuah kacang. Pada kupat tahu Bandung, kuah dibuat dengan mencampurkan bumbu halus, kacang tanah, terasi, garam d<span style="font-size: large;">alam</span> air sampai mendidih dan berminyak. Berbeda dengan kupat tahu Magelang, dimana gula merah dan air dimasak dahulu, lalu disaring, dicampur kecap manis kemudian dimasak lagi. Baru kemudian dituang ke <i>ulekan</i> mentah bumbu-bumbu (yang hampir sama dengan kupat tahu Bandung kecuali terasi) yang sudah disiapkan per porsi. Kupat tahu Solo pembuatannya mirip-mirip kupat tahu Bandung, kuah dimasak dengan bumbu-bumbu ha<span style="font-size: large;">lus. Namun tidak menggunakan kacang tanah, memakai <span style="font-size: large;">daun jeruk purut dan mie telor sebagai pelengkap. </span></span>Untuk lebih jelas resepnya bisa dilihat di <a href="http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/10152/kupat-tahu-bandung">Resep Kupat Tahu Bandung</a>, <a href="http://resepmasakankreatif.blogspot.com/2012/12/resep-kupat-tahu-enak.html">Resep Kupat Tahu Solo</a> dan <a href="http://www.sajiansedap.com/recipe/detail/6836/kupat-tahu-magelang">Resep Kupat Tahu Magelang</a>. <span style="font-size: large;">Belum pernah mencicipi kupat tahu Bandung dan Solo, jadi nggak bisa mem<span style="font-size: large;">bandingkan cita rasanya. </span></span>Kalau ada <span style="font-size: large;">yang <span style="font-size: large;">lebih tentang kupat tahu nusantara bisa <i>sharing</i> di <span style="font-size: large;">blog ini ya. Baik menambahi atau bahkan meralat :)</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Kemarin kami mencoba buat kupat tahu tapi tidak mengikuti pakem yang ada, sedikit <i>bar-bar</i>. Ketupatnya diganti lontong lagi hehe, tapi tak masalah yang penting masih ada tahunya :D. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisdyLkGVhHJfI_RV6Za8YBkXehBUXn5SSuEEVfb8-momjkrzJeCigRjmVZ2r_793nFllj9S6SN4ER4ZIsaTQYo2S8GeIkzEQWvaUZYuCoKBhlNCyNjI1-Miqp0laxffY6HF6WRu-JDuCc/s1600/DSC01375.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisdyLkGVhHJfI_RV6Za8YBkXehBUXn5SSuEEVfb8-momjkrzJeCigRjmVZ2r_793nFllj9S6SN4ER4ZIsaTQYo2S8GeIkzEQWvaUZYuCoKBhlNCyNjI1-Miqp0laxffY6HF6WRu-JDuCc/s400/DSC01375.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Kupat Tahu Ala Kami <span style="font-size: small;">XD</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Resep Kupat Tahu (<i>Bar-Bar</i>)</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">Bahan <span style="font-size: large;">:</span> </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Lontong </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><a href="http://ceritakulinerindonesia.blogspot.com/2012/10/tahu-sumedang.html">Tahu <span style="font-size: large;">S</span>umedang </a>goreng</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Bawang goreng</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">K<span style="font-size: large;">ol rebus</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Tauge kacang hijau <span style="font-size: large;">pendek-pendek</span> rebus (harusnya yang panjang )</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHiSmH299Ryz68YE98H9pzGakPGTWgEiuQf_lexwfGlr_4_5392NyOTGDMFnYPeW56gqQi5QpgFjFn44HhW6HLO6V1X5X49DGLqmAtriEiLGL-DbQTpaIS6R4nGTUtVQNpnUuG3MDfxvA/s1600/CKI.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHiSmH299Ryz68YE98H9pzGakPGTWgEiuQf_lexwfGlr_4_5392NyOTGDMFnYPeW56gqQi5QpgFjFn44HhW6HLO6V1X5X49DGLqmAtriEiLGL-DbQTpaIS6R4nGTUtVQNpnUuG3MDfxvA/s400/CKI.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Tahu Sumedang</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNa8a4eax_UjOGFqBgJFRHhXxtR6KsGnR0HhwGMUU67nUY89KC6P_UjiE1Owj2eEwm87daS5N4Hgf8XQhkkex0Vr6mojLnGIchsIyX6ASWPcxWyfilS1lkV5k5q32DPMy6jlPMXxEyoFo/s1600/DSC01362.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNa8a4eax_UjOGFqBgJFRHhXxtR6KsGnR0HhwGMUU67nUY89KC6P_UjiE1Owj2eEwm87daS5N4Hgf8XQhkkex0Vr6mojLnGIchsIyX6ASWPcxWyfilS1lkV5k5q32DPMy6jlPMXxEyoFo/s400/DSC01362.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Kacang tanah, cabai rawit, bawang putih dengan minyak sedikit</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Bahan Kuah :</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Air</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Asam <span style="font-size: large;">Jawa</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Gula merah</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Garam</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Bawang putih</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Ca<span style="font-size: large;">bai rawit</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Kacang tanah goreng</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Kecap</span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2GJJr4RP3kRqaBZLBOJ0wfqFwM4JplunpguQH6kxpki5Cv8OV4mDfWXegK6ZLxENhFjI4Yv4Wfict4fX4WmvOP3L-mrIPxve_0FzFMRO_FyyGXfu3ILpt8ouSRXtSSXhptgc3FrYNvKg/s1600/DSC01379.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2GJJr4RP3kRqaBZLBOJ0wfqFwM4JplunpguQH6kxpki5Cv8OV4mDfWXegK6ZLxENhFjI4Yv4Wfict4fX4WmvOP3L-mrIPxve_0FzFMRO_FyyGXfu3ILpt8ouSRXtSSXhptgc3FrYNvKg/s400/DSC01379.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Kuah dengan gilingan kacang tanah kasar</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-size: large;">Semua bahan dalam jumlah <span style="font-size: large;">secukupnya, tanpa takaran pasti :D</span> </span></i></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-size: large;">Cara Membuat :</span></b><i><span style="font-size: large;"> </span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-size: large;">Cara Membuat Kuah </span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">1.<span style="font-size: large;"> Rebus air, asam jawa, gula merah, garam sampai mendidih. Setelah dingin saring<span style="font-size: large;"> untuk memisahkan kotoran.</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">2. Goreng kacang tanah dengan minyak sedikit sampai kecokelatan dan matang. Tepat ketika akan matang masukkan cabai rawit dan bawang putih. Matikan api, angkat lalu aduk-aduk semuanya supaya tidak gosong. Dinginkan.</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">3. Giling dengan blender bawang putih, cabai rawit dengan <span style="font-size: large;">rebusan no.1<span style="font-size: large;">, masukkan kacang tanah goreng. <span style="font-size: large;">Kacang tanah sengaja digiling kasar.</span></span></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Cara Menyajikan </span></span></span></span></span></span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">1. Sajikan dalam piring secara berurutan : potongan lontong, kol rebus, ta<span style="font-size: large;">u</span>ge pendek rebus, <a href="http://ceritakulinerindonesia.blogspot.com/2012/10/tahu-sumedang.html">ta</a></span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><a href="http://ceritakulinerindonesia.blogspot.com/2012/10/tahu-sumedang.html">hu <span style="font-size: large;">S</span>umedang</a> goreng<span style="font-size: large;">.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">2. Siram dengan kuah kacang. <i>Be generous</i>, jangan pelit-pelit kuahnya. Beri kecap manis dan taburan bawang goreng. </span> </span></span></span></span></span></span><i><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Selain <i>gampil </i>dibuat, k<span style="font-size: large;">upat tahu termasuk makanan sehat dengan bahan baku murah meriah. <span style="font-size: large;">Da<span style="font-size: large;">ri mengonsumsi tahunya, kita bisa memperoleh asupan protein yang dibutuhkan tubuh <span style="font-size: large;">dan berbagai manfaat lainnya <span style="font-size: large;">seperti me<span style="font-size: large;">ncegah osteoporosis, bermanfaa<span style="font-size: large;">t untuk wanita yang sudah menopouse dan baik untuk program penurunan berat badan <b>(1)</b>. Begitu pula tauge kacang hijau. </span></span></span></span></span>T<span style="font-size: large;">ingkat ketercernaan tauge kacang hijau lebih tinggi dibanding <span style="font-size: large;">kacang hijau yang tak mengalami perkecambahan. Pada saat perkecambahan<span style="font-size: large;">, terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak sehingga lebih mudah dicerna. Selain itu, kandungan vitamin E (tokoferol), B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), piridoksin, dan biotin juga mengalami peningkatan <b>(2)</b>. Bagaiman<span style="font-size: large;">a <span style="font-size: large;">dengan <span style="font-size: large;">sayur kol? Kol mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh sepert<span style="font-size: large;">i kalsium, kalium<span style="font-size: large;">, zat besi, vitamin A, vitamin C. Kandungan fitonutrien dalam kol juga dapat menurunkan kolesterol dan melawan radikal bebas penyebab kanker <b>(3)</b>.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Bermin<span style="font-size: large;">at ublek-ublek dapur? </span>Jika ingin membuat kupat tahu yang bener, bisa mengikuti resep yang sudah di-<i>link </i>diatas ;)</span> jangan resep suka-suka kami ya hehe.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Sumber :</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></b><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>(1)</b> Artikel "6 Manfaat Tahu Bagi Kesehatan" oleh Kabari News pada tanggal 22 Mei 2011 d<span style="font-size: large;">ari</span> <a href="http://kabarinews.com/6-manfaat-tahu-bagi-kesehatan/36774">http://kabarinews.com/6-manfaat-tahu-bagi-kesehatan/36774 </a></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>(2)</b> Artikel "<span style="font-size: large;">Kacang Hijau, Antioksidan ..." oleh Prof Dr Made Astawan pada tanggal<span style="font-size: large;"> dari </span><a href="http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_kacanghijau.php">http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_kacanghijau.php</a></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>(3)</b> Artikel "Manfaat Sayur Kol untuk Kesehatan" oleh Anneahira dari <a href="http://www.anneahira.com/manfaat-sayur-kol.htm">http://www.anneahira.com/manfaat-sayur-kol.htm </a></span></span></span></span></span></span> </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-56461363147966837682013-01-31T11:12:00.000+07:002013-01-31T13:34:16.365+07:00Kopi Aceh<div style="text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"> </span><i><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Kopi Aceh <span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">menyumbang 40% kopi <span style="font-size: large;">bermutu</span> di Indonesia</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></i></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-size: large;">Beberapa waktu yang lalu saya dapat oleh-oleh kopi Aceh. Macam-macam, dari yang bentuknya masih biji kopi sangrai sampai b<span style="font-size: large;">ubuk</span>. Sebenarnya, satu-satunya penggila kopi di rumah adalah adik saya. Saya juga suka kopi<span style="font-size: large;">, </span>tapi yang "kopi-kopian" (mesti dicampur dengan gula, susu, krim), selain masalah selera juga masalah <span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">lambung</span></span>. <span style="font-size: large;">Dan jenis <span style="font-size: large;">"kopi sebenarnya", seperti kopi<span style="font-size: large;"> </span>Aceh ini, termasuk yang jarang diminum. </span>Meskipun demikian dan begitu, tetap semangat '45 untuk menulis dan membagikannya<span style="font-size: large;"> di Cerita Kuliner Indonesia :D.<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>Sejarah Kopi Aceh</b></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Asal mula kata "kopi" berasal dari kata <b>"qahwah"</b> yang berarti kekuatan.
Kata ini lalu diadopsi bangsa Turki menjadi <b>"kahveh"</b> dan <b>"koffie"</b> dalam
bahasa Belanda. Seiring dengan kehadiran Kolonial Belanda di Indonesia,
munculah kata <b>"kopi"</b> yang kita kenal sekarang. Pada masa kependudukan Belanda </span></span></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">sekitar tahun 1904</span></span></span></span></span></span>, perke<span style="font-size: large;">bunan kopi Aceh berkembang secara besar-besaran di dataran tinggi Gayo. Dimasa itu fokus pengembangan perke<span style="font-size: large;">bunan kopi berada di dataran yang berada di ketinggian 1.000-1700 m dpl tersebut.<span style="font-size: large;"> <span style="font-size: large;">Di tahun 1918 pemerintah Belanda menjadikan kopi gayo sebagai "produk masa dep<span style="font-size: large;">an" karena tingginya minat internasional. Sebagian besar komoditas kopi <span style="font-size: large;">gayo dikembangkan di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.</span></span></span></span> Pada tahun 1972, <span style="font-size: large;">K</span>abupaten Aceh Tengah (Bener Meriah) tercatat sebagai penghasil kopi terbesar dibandingkan dengan kabupaten lainnya<span style="font-size: large;">, dengan luas perkebunan 19.962 ha <b>(1)</b>. </span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicsEHMacIm5HEdrfZfJpYu0bhRpCPYLJwvO8i8pYBorkIr11caWw3dFU_sL8bhlQqArvSSTgodMfk61nBQ3XDUH7XOH4wQ0oVgkO6z3UDZp9vrcRPFDPpMmNFKm5NF6yqFvBK3cpUEeTE/s1600/biji+kopi.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicsEHMacIm5HEdrfZfJpYu0bhRpCPYLJwvO8i8pYBorkIr11caWw3dFU_sL8bhlQqArvSSTgodMfk61nBQ3XDUH7XOH4wQ0oVgkO6z3UDZp9vrcRPFDPpMmNFKm5NF6yqFvBK3cpUEeTE/s400/biji+kopi.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Biji kopi yang sesudah ekstraksi</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b></b></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b><br /></b></span></span></span>
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>S<span style="font-size: large;">ekilas P</span>engolahan Kopi Aceh</b></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Di Aceh ada dua jenis kopi yang dibudidayakan, antara lain arabika dan robusta. Arabika banyak dibudidayakan di </span></span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">dataran tinggi Tanah Gayo, termasuk Takengon, Aceh Tenggara, dan Gayo
Lues<span style="font-size: large;">. Sementara robusta lebih <span style="font-size: large;">disukai oleh masyarakat di wilayah </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Kabupaten Pidie (terutama wilayah Tangse dan
Geumpang) dan Aceh Barat <b>(5)</b><span style="font-size: large;">. Secara fisik, kopi Arabika lebih ra<span style="font-size: large;">mping, lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan Robusta. Cita rasa Arabika relatif lebih unggul dibanding <span style="font-size: large;">jenis kopi lain. Rasa masam dan aromanya yang khas dinikmati pecinta kopi, <span style="font-size: large;">sekaligus penanda bahwa kopi tersebut adalah Arabika bukan campuran (<i>blended</i>). Kelebihan lainnya adalah kadar k<span style="font-size: large;">afeinnya yang lebih rendah dibandingkan Robusta <b>(2)</b>. <span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Kemarin saya di<span style="font-size: large;">kasih</span> Kopi Ulee Kareng (Ulee Kareng merupakan salah satu kecamatan di Banda Aceh)<span style="font-size: large;">. K</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span>opi Ulee Kareng dihasilkan dari biji kopi pilihan berkualitas yang
berasal dari Lamno, Kabupaten Aceh Jaya. Katanya <i>sih</i><span style="font-size: large;">, </span>kopi Ulee Kareng yang cukup terkenal. Masalah selera<span style="font-size: large;">, </span>ya.</span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS6EJDPNasc0xUpJ5-qxCMNOw_ZTJnz6tBaJBdzZeobaFw86nPh9xSmRDAkgRRfbmHxttNiRepIYmJxQOqWQ5LPN3-2gAYhFjQdsPOk67e5GPYCXw-lyVk33E8Uo-a_s_qykyGVKoATI4/s1600/CKI+kemasan.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS6EJDPNasc0xUpJ5-qxCMNOw_ZTJnz6tBaJBdzZeobaFw86nPh9xSmRDAkgRRfbmHxttNiRepIYmJxQOqWQ5LPN3-2gAYhFjQdsPOk67e5GPYCXw-lyVk33E8Uo-a_s_qykyGVKoATI4/s400/CKI+kemasan.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Kopi Ulee Kareng yang terkenal</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Pengolahan kopi secara umum terbagi menjadi beberap<span style="font-size: large;">a tahap diantaranya <span style="font-size: large;">bi<span style="font-size: large;">sa <i>check</i> di link ini ya (huhu males ngetik) <a href="http://www.iccri.net/index.php?option=com_content&view=article&id=130&Itemid=140"><span style="font-size: large;">http://www.iccri.net/index.php?option=com_content&view=article&id=130&Itemid=140</span></a>. Syarat buah kopi yang dipanen harus cukup matang (warna merah), tidak terkena serangan hama penyakit, ditandai dengan warna merah. Buah kopi ini kemudia<span style="font-size: large;">n dipisahkan hingga menjadi kulit buah dan biji kulit bertanduk. <b>(3) </b><i>Nah</i>, biji kulit bertanduk (biji HS) inilah yang diolah lebih lanjut, difermentasi, dicuci, dikeringkan, dilepaskan dari kulit<span style="font-size: large;"> tanduknya, disortasi hingga akhirnya disimpan untuk pengolahan lebih lanjut. Biji kopi yang telah melalui tahap-tahap diatas dinamakan produk primer kopi. Nantinya akan dibuat entah itu hanya biji kopi sangrai atau bubuk (produk <span style="font-size: large;">sekunder kopi). <span style="font-size: large;">Ngintip di <span style="font-size: large;">sebuah artikel di Tempo.com <b>(4)</b>, katanya perbedaan pengolahan produk kopi primer bisa mengakibatkan cita rasa yang beraga<span style="font-size: large;">m. <span style="font-size: large;">Memendeknya mata rantai perdagangan kopi, <span style="font-size: large;">dimana <i>buyer</i> dapat langsung menemui petani kopi dan meminta langsung cara pengolahan kopi yang dikehendaki. </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Ada yang dicuci bersih baru dijemur<span style="font-size: large;">, </span>dicuci lalu dijemur setengah kering
dan terus digiling. Ada juga yang menginginkan fermentasi yang tiga
kali lebih lama (3 x 12 jam). Di Aceh ada kopi yang diolah secara tradisiona<span style="font-size: large;">l namun ada yang<span style="font-size: large;"> sudah modern. Bedanya tentu pada kecanggihan mesin yang digunakan dan penggunaan tenaga kerja didalamnya. Untuk melihat keunikan pembuatan kopi Ac<span style="font-size: large;">eh secara tradisional bisa dilihat di link berikut <a href="http://atjehpost.com/read/2012/11/19/28289/17/7/FOTO-Pengolahan-Kopi-Tradisional-di-Ulee-Kareng">http://atjehpost.com/read/2012/11/19/28289/17/7/FOTO-Pengolahan-Kopi-Tradisional-di-Ulee-Kareng<span style="font-size: large;">.</span></a></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Menyajikan Kenikmatan Kopi Aceh</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></b><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxAKB1w81hyphenhyphenzVyPMBJJDCHH5gDCRPqjxXnVOV4vPe1SYF9kzOCSUrj__BE8EHeY3MSjuGSgqZjCD09kKmy_DfW88ijKGHuEtXguarj-ZsqscbVc2is0VOyiCthC9YNjhWl8uE16NBwrCw/s1600/CKI.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxAKB1w81hyphenhyphenzVyPMBJJDCHH5gDCRPqjxXnVOV4vPe1SYF9kzOCSUrj__BE8EHeY3MSjuGSgqZjCD09kKmy_DfW88ijKGHuEtXguarj-ZsqscbVc2is0VOyiCthC9YNjhWl8uE16NBwrCw/s400/CKI.JPG" width="300" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Kiri hasil ekstraksi biji langsung dan kanan dari penyeduhan</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-size: large;">Cara penyajian kopi Aceh sangat khas. Kopi diseduh<span style="font-size: large;"> </span>dan seduhan kopi disaring berulang kali dengan saringan kain khusus. Kemudian kopi dituangkan berpindah-pindah dari satu ceret ke ceret yang lain. Hasilnya tentu beda, kopi menjadi sangat pekat, harum dan tidak menyisakan ampas karena sudah disaring berkali-kali tadi <b>(6)</b>. Mungkin kalau Anda berkesempatan kesana bisa melihat langsung aksi menarik barista ini di warung kopi Aceh<span style="font-size: large;"> :) Sekarang banyak sekali warung kopi yang tersebar di Banda Aceh dan <span style="font-size: large;">kota lain seperti Lhokseumawe dan Takengon, dari yang sederhana sampai yang modern. <span style="font-size: large;">Sampai-sampai Aceh dapat julukan <b><i>Negeri Seribu Warung Kopi</i></b>. Kebiasaa<span style="font-size: large;">n <span style="font-size: large;"><i>nyeruput</i> kopi sudah mengakar di masyarakat sejak masa Kesultanan Aceh <b>(7)</b>. Warung kopi merupakan tempat berkumpul, bertemu dan membicarakan beragam topik. Tempat bersosialisasi dan menjalin silaturahmi. Kata orang Acehny<span style="font-size: large;">a, seperti yang </span>dikutip dari w<span style="font-size: large;">ebsite Kulinologi.biz<span style="font-size: large;">, "<span style="font-size: large;">Semua masalah pasti bisa selesai di warung kopi" :)</span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Sebenarnya mungkin seru kalau bisa menyajikan kopi Aceh dengan cara bersaring-saring ria<span style="font-size: large;">. Tapi apa daya, saringannya nggak punya<span style="font-size: large;"> (bolongannya terlalu gede, ya sama aja <i>boong</i> <span style="font-size: large;">ampasnya pasti <i>ngikut</i> hehe). Jadi saya hanya merebus biji kopi<span style="font-size: large;"> sangrai sebanyak kurang dari <span style="font-size: large;">1 sdm <span style="font-size: large;">bersama 100 ml air. Kemudian kopi disaring seadanya. Kalau kopi bubuk saya hanya me<span style="font-size: large;">nyeduh kurang dari 1 sdt (0,75 g) bubuk kopi<span style="font-size: large;">, kurang dari 1 sdt gula pasir dengan <span style="font-size: large;">100 ml air <span style="font-size: large;">mendidih. <span style="font-size: large;">Keduanya memiliki aroma kopi yang harum menyenangkan, rasa sedikit pahit dan asam. Tentunya dengan intensitas lebih tinggi <span style="font-size: large;">untuk warna, aroma, cita rasa, kepekatan pada <span style="font-size: large;">hasil ekstraksi biji kopi sangrai. Trus ajaibnya setelah minum beberapa seruput, efeknya saya bisa <span style="font-size: large;">lebih "bertenaga" untuk menyelesaikan tulisan ini<span style="font-size: large;"> haha. <i>Well</i>, <span style="font-size: large;">hidup ngopi!</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Jujur,<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"> saya tidak paham cara menyajikan kopi yang benar, cara <span style="font-size: large;">menghayati minum kopi </span>dan lebih terbiasa minum <span style="font-size: large;">"kopi-kopian" :D, tapi saya percaya ada ke<span style="font-size: large;">nikmatan dan kekhasan tersendiri dalam kopi Aceh<span style="font-size: large;">, </span>kebang<span style="font-size: large;">gaan bangsa kita.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Salam Kopi, Salam Cerita Kuliner Aceh :) </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span>
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"></span></span> </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>Sumber : </b></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>(1)</b> Artikel "Sejarah Kopi Indonesia" oleh Bironk Coffee tanggal 22 Februari 2011 dari website <a href="http://www.bironk.com/sejarah-kopi/">http://www.bironk.com/sejarah-kopi/</a></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>(2)</b> Artikel "Demam Bertanam Kopi Arabika" oleh Forum Kerjasama Agri<span style="font-size: large;">bisnis <a href="http://foragri.blogsome.com/demam-bertanam-kopi-arabika/"><span style="font-size: large;">http://foragri.blogsome.com/demam-bertanam-kopi-arabika/<span id="goog_687735017"></span><span id="goog_687735018"></span></span> </a></span><a href="http://foragri.blogsome.com/demam-bertanam-kopi-arabika/"> </a><b> </b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b>(3)</b> Artikel "Pengolahan Kopi" <span style="font-size: large;">oleh Tim Pusat pen<span style="font-size: large;">elitian </span>Kopi dan Kakao Indonesia dari website <a href="http://www.iccri.net/index.php?option=com_content&view=article&id=130&Itemid=140">http://www.iccri.net/index.php?option=com_content&view=article&id=130&Itemid=140</a></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>(4)</b> Artikel "Apa Rahasia Kopi Indonesia dan Kopi Gayo?" oleh Tim Tempo.Co pada tanggal 18 November 2012 dari website <a href="http://www.tempo.co/read/news/2012/11/18/108442394/Kopi-Indonesia-4-Rahasia-Rasa-Kopi-Gayo">http://www.tempo.co/read/news/2012/11/18/108442394/Kopi-Indonesia-4-Rahasia-Rasa-Kopi-Gayo</a></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>(5)</b> Artikel "</span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Asal Usul Kopi Aceh</span>" oleh Tim Kopi Aceh dari website <a href="http://www.kopiaceh.com/2012/04/asal-usul-kopi-aceh.html">http://www.kopiaceh.com/2012/04/asal-usul-kopi-aceh.html</a></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>(6) </b>Artikel "Sensasi Kuliner Khas Aceh" oleh Tim Kulinologi dari website <a href="http://www.kulinologi.biz/index1.php?view&id=9802">http://www.kulinologi.biz/index1.php?view&id=9802</a></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b>(7)</b> Artikel "Kopi Aceh" dari website <a href="http://www.indonesia.travel/id/destination/494/banda-aceh/article/41/aceh-s-next-best-the-coffee">http://www.indonesia.travel/id/destination/494/banda-aceh/article/41/aceh-s-next-best-the-coffee</a> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"> </span></span><br />
<h1 class="title">
</h1>
<span style="font-size: large;"><b> </b></span><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-59728150762670226282013-01-18T09:30:00.001+07:002013-01-18T09:35:18.540+07:00Soto eh Coto.... Apa Bedanya ya???<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN">Kali Ini penulis pengen nyoba ngutak atik sejarah Coto Makasar ataupun Soto. Tergelitik dengan quote dari beberapa teman di facebook tentang beda Soto n Coto (meskipun uda penasaran juga sebelumnya... tapi lum mampu menggerakkan akal dan pikiran untuk searching...), jadi pengen tau ni sejarah makanan yang udah jadi menu wajib kalo pas hujan ini....</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">Kuliner Indonesia ternyata banyak dipengaruhi oleh bangsa Asia, seperti Cina. Salah satunya Soto. Ini sudah tertulis dengan jelas dalam buku Dennys Lombard berjudul "Nusa Jawa: Silang Budaya".<b>Dalam buku itu tertulis asal mula Soto adalah makanan Cina bernama Caudo dan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pertama kali populer di wilayah Semarang. </b>Dari Caudo lambat laun menjadi Soto. Akhirnya berkembang di Makassar dengan sebutan Coto, dan orang Pekalongan menyebutnya Tauto. Atau penamaan tergantung dimana Soto tersebut berkembang. Ada Soto Ambon, Soto Bandung, Soto Banjar, Soto (Sroto) Banyumas, Soto Betawi, Soto Kediri, Soto Kudus, Soto Lamongan, Soto Madura, Soto Medan, Soto Padang, Soto Semarang, dan Soto (Sauto) Tegal.<br />
<br />
Antropolog dari Universitas Gadjah Mada, Dr Lono Simatupang, menyebutkan soto merupakan campuran dari berbagai macam tradisi. Di dalamnya ada pengaruh lokal dan budaya lain. Mi atau soun pada soto, misalnya, berasal dari tradisi China. China-lah yang memiliki teknologi membuat mi dan soun.<br />
<br />
Menurut Lono, Soto juga kemungkinan mendapat pengaruh dari budaya India. Ada beberapa soto yang menggunakan kunyit, seperti kari dari India. Karena ini soto bisa dikatakan merupakan campuran dari berbagai tradisi. Soto yang bersantan untuk campuran kuahnya - seperti Soto Medan dan Soto Kediri, kemungkinan terpengaruh kebudayaan India .</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">Serbuk koya pada Soto yang juga ditemukan di lontong cap go meh adalah budaya kuliner Tionghoa peranakan. Serbuk ini dibuat dari santan kelapa yang dikeringkan, berfungsi sebagai penyedap rasa dan penambah tekstur.<br />
<br />
Irisan bawang putih yang digoreng kering, juga merupakan jejak budaya Tionghoa.<b> Cara memasak seperti ini jelas merupakan selera Tionghoa, seperti ditemukan di masakan Tionghoa Pontianak.</b><br />
<br />
Masakan Jawa biasanya menggunakan bawang merah, bukan bawang putih, untuk digoreng kering dan digunakan sebagai kondimen.<br />
<br />
Akulturasi lain adalah sendok bebek dan mangkok. Kedua benda ini merupakan alat makan yang diduga berasal dari Cina. Alat-alat seperti sendok bebek sering digunakan sebagai alat makan sup di Cina.<br />
<br />
Penyebaran soto ke berbagai daerah di Indonesia seiring dengan penyebaran manusia. Makanan yang tersebar itu kemudian bisa diterima di tempat lain. Selain itu, makanan juga menyebar karena ada proses industri.<br />
<br />
Penyebaran ini, lanjut Lono, diikuti dengan upaya lokalitas. Proses lokalitas soto mungkin sama seperti lokalitas Islam maupun Kristen di Indonesia. Inilah yang mengakibatkan muncul berbagai jenis soto di Indonesia. Begitu juga variasi rasa dan coraknya. Meskipun namanya soto, namun rasanya beraneka ragam. hal ini agar dapat diterima di daerah tersebut. Seperti Soto Kudus yang menggunakan daging kerbau karena pengaruh Hindu di sana di mana sapi merupakan hewan suci.<br />
<br />
Bahan-bahan lain dan rasa pun mengalami pelokalan. Itu yang membuat aneka soto bermunculan. Meski begitu, bisa dikatakan, penampilan dan rasa dasarnya tetap mirip. (Berbagai sumber-) </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">Lalu, bagaimana dengan sejarah coto Makasar sendiri? Kalo menurut penulis, ketika pertama kali memakan Coto ini, rasanya cukup unik. Bagi yang tidak terbiasa memakan makanan ini untuk pertama kalinya enggan untuk memakannya kembali (termasuk saya- soalnya berbumbu sekali...). Tapi setelah mencoba untuk kedua kalinya..... wuih jadi pengen lagi......<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Apalagi kalo pas ujan atau pas flu... hemmmm badan terasa segar. Habis itu, makanan penutupnya pallu buntung.... kenyang kuadrat...</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">So, Coto Makasar itu sejarahnya bagaimana? dari klik search di engine google, ternyata catatan sejarah dari Coto makasar ini belum ada. Tidak ada catatan resmi mengenai salah satu makanan khas tradisional Makassar ini. Coto Makassar diduga sudah ada sejak jaman kerajaan Gowa yakni Somba Opu yang pernah berjaya pada tahun 1538. Coto Makassar merupakan hidangan seni bercitarasa tinggi yang menjadi hidangan khusus bagi para kalangan istana kerajaan Gowa. Namun sebagian pula ada yang mengatakan bahwa kuliner ini diciptakan oleh rakyat jelata dan disajikan kepada para pengawal kerajaan sebelum bertugas untuk menjaga kerajaan di pagi harinya.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"> Cita rasa Coto Makassar disempurnakan oleh adanya perpaduan tradisi makanan Cina yang memang sudah hadir pada abad ke 16. Pemakaian bumbu ramuan kuno Cina yakni sambal Tao-co dipadu dengan 40 macam ramuan rempah lokal ( Rampah Patang Pulo) yang merupakan bumbu lokal. Dengan adanya perpaduan bumbu tersebut maka coto Makassar menjadi makanan berkuah khas dengan aroma bumbu rempah yang pekat. Keunikan coto makassar lainnya yaitu selain daging, juga terdapat jeroan berupa hati, jantung, limpa, usus dan lainnya dimana jeroan biasanya tidak ditemukan pada jenis masakan sup manapun. Dengan cara pengolahan tertentu, jeroan tersebut menjadi pelengkap utama kelezatannya. Tanpa jeroan, coto Makassar kehilangan sensasinya.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"> Diduga pula bahwa Coto Makassar merupakan masakan kuah yang tertua dipersada Nusantara. Keberadaan Soto Madura, Soto Tegal, Soto Betawi dan diwilayah lainnya diduga kuat terinspirasi dari pengaruh Coto Makassar yang dibawa oleh para pelaut Bugis Makassar yang melanglang buana di seluruh penjuru negeri.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"> Warung coto pertama yang ada di Makassar adalah warung coto milik H. Dg. Sangkala. Warung itu dulunya berada di sudut Jalan Ranggong ditengah jantung kota Makassar. Warung coto yang sudah tinggal nama itu dibangun sekitar tahun 1940-an. Warung Coto H. Dg. Sangkala di masa itu sangat terkenal dimana-mana dan sering diundang oleh petinggi pemerintahan dalam acara penting kenegaraan untuk menikmati hidangan coto Makassar. Dari perjalanan riwayatnya, Coto Makassar adalah warisan tradisi yang telah menjadi hidangan favorit masyarakat dan bisa ditemui hampir diberbagai daerah di Sulawesi Selatan.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">Keenakan menikmati coto makassar tak terlepas pula dari tradisi peramuaanya yang secara khu<a href="http://rachmat-ag.blogspot.com/2011/04/sejarah-coto-makassar.html"><span style="mso-ignore: vglayout;"><img border="0" height="32" src="file:///C:\DOCUME~1\hasil\LOCALS~1\Temp\msohtml1\03\clip_image002.gif" width="32" /></span></a>sus diolah dalam kuali tanah yang disebut: <i>korong butta </i>atau <i>uring butta</i> dan dengan <i>rampah patang pulo </i>(40 macam rempah) yang terdiri dari kacang, kemiri, cengkeh, pala, foeli,sere yang ditumbuk halus, lengkuas, merica, bawang merah, bawang putih, jintan, ketumbar merah, ketumbar putih, jahe, laos, daun jeruk purut, daun salam, daun kunyit, daun bawang, daun seldri, daun prei, lombok merah, lombok hijau, gula talla, asam, kayu manis, garam, papaya muda untuk melembutkan daging, dan kapur untuk membersihkan jerohan.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">Khasnya rasa dari kentalnya coto Makassar dari ramuan rempah-rempah yang 100% alami berfungsi sebagai penawar zat kolesterol yang terdapat dalam hati, babat, jantung, limpah dsb. Rasa khas inilah yang menurut dugaan bahwa keberadaan soto babat dari Madura, soto Tegal, soto Betawi, terinspirasi dari Coto Makassar karena dahulu dibawa oleh para pelaut kedaerah tempa tsoto yang lain berada sehingga diduga bahwa coto Makassar itu “lebih tua” dari pada soto di persada Nusantara ini.Mengenai kandungan gizi yang terdapat dalam Coto Makassar tentu sangat bergizi. Buktinya, bumbu sopnya saja sampai berkhasiat sebagai penawar kolestrol. </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN">Dari sejarah coto di atas, yuk kita coba membuat CoTo Makasar.....</span></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN">Bahan</span></b></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">300 gram jerohan sapi, rebus</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">300 gram daging sapi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">5 cm kayu manis</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">2 liter air cucian beras yang terakhir</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">3 sdm minyak, untuk menumis</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">8 butir bawang merah, iris tipis</span></li>
</ul><div class="MsoNormal"><i><span lang="IN">Haluskan</span></i></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><i><span lang="IN">6 butir bawang merah</span></i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><i><span lang="IN">4 siung bawang putih</span></i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><i><span lang="IN">1 ½ sdt merica butir</span></i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><i><span lang="IN">1 sdm ketumbar sangrai</span></i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><i><span lang="IN">½ sdt jintan</span></i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><i><span lang="IN">3 cm jahe</span></i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><i><span lang="IN">5 cm lengkuas</span></i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><i><span lang="IN">50 gram kacang tanah, sangrai, buang kulit arinya.</span></i></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">2 batang serai, memarkan</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">2 sdm tauco</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">1 sdm irisan gula merah</span></li>
</ul><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN">Pelengkap</span></b></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">Buras/lontong secukupnya, potong-potong</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">2 batang daun bawang, iris halus</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">3 sdm bawang goreng</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">3 buah jeruk nipis, belah-belah</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">Sambal tauco</span></li>
</ul><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN">Cara membuat</span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">Masukkan daging sapi, jerohan, kayu manis, dan garam ke dalam<br />
panci yang berisi air cucian beras. Masak sampai daging setengah<br />
matang. Kecilkan apinya.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">Tumis bawang merah sampai harum, masukkan bumbu halus, serai,<br />
dan tauco. Tumis sampai harum dan matang. Masukkan tumisan bumbu<br />
ke dalam rebusan daging. Tambahkan gula merah, masak sampai<br />
daging, jerohan empuk dan matang.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .5in;"><span lang="IN">Angkat daging dan jerohan sapi, lalu potong-potong. Masukkan<br />
kembali kedalam kuah. Sajikan coto dengan pelengkap dan sambal<br />
tauco.</span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><span lang="IN">Kalo mau kuliner makanan ini di Yogya.... ada 2 tempat favorit saya: di Jalan Kaliurang km 8, namun sayang hari Senin tutup, dan di daerah kotabaru, dekat Gereja..... yummy dah..... </span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"><a href="http://nutrisiuntukbangsa.org/">http://nutrisiuntukbangsa.org</a></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"><a href="http://www.kabarkami.com/">www.kabarkami.com</a></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN"><a href="http://www.qeon.co.id/">www.qeon.co.id</a>.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>ryunhttp://www.blogger.com/profile/06323761927325357453noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-14878797643886629982013-01-17T22:00:00.000+07:002013-01-31T13:25:16.657+07:00Wajit Cililin<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Perjumpaan kedua</b> dengan wajit yaitu melalui oleh-oleh teman saya. Kebetulan ia habis berlibur dari Purwakarta, Jawa Barat. Kelezatan wajit yang teman saya berikan masih terbayang-bayang. Wajit dibungkus tebal dengan daun jagung, rasanya manis, harum gula, se<span style="font-size: large;">rta </span>teksturnya sedikit lengket kayak dodol. Ditambah lagi ada parutan kelapa yang memberi sensasi khusus (<i>beuhh</i> bahasanya)<span style="font-size: large;">. Memang ukuran wajit<span style="font-size: large;">nya </span>lebih kecil daripada bungkusnya, tapi justru hal tersebut meningkatkan laju penghabis<span style="font-size: large;">an 1 bungkus besar wajit dalam 2 hari.</span></span></span> <span style="font-size: large;"><i>Ya</i>, karena rasanya <i>uenak</i> tadi. Sayang <span style="font-size: large;">bungkus primernya sudah kebuang, pokoknya merknya ada unsur Pak "Siapa Gitu".</span></span><br />
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pada <b>perjumpaan pertama</b>, wajit sudah membuat saya jatuh hati. Dulu jaman kuliah di Yogyakarta, ada toko buah yang suka menjual snack-snack tradisional khas daerah. Salah satunya wajit. Menjualnya dalam bentuk curah dan tidak dalam kemasan khusus. Langsung saja demen dengan <span style="font-size: large;">kuliner asal Jawa Barat ini. </span>Namun sayang sungguh sayang, suatu hari saya membeli wajit disini setelah dibuka bukan wajit, melainkan dodol biasa :(. Ternyata daun jagung bukan "bajunya" wajit saja. Karena trauma, sampai lulus saya belum pernah membeli makanan khas Cililin ini lagi. Terakhir saya membeli wajit di Purworejo kemarin. Namun rasanya tidak seenak wajit-perjumpaan kedua dulu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoEVrw18Sx7rfIfuP8jbsXzcOy6bZqaVB2VrRNlnWrFEP0xXgHNfgQk6ZZS0zMnLFRYMxdE60r-8EECIXG6909RZtu9_PshWxjAbvN8tyYgR7LL3CI2fllTRzQHKuf5I2WLhyBcZJiJ2A/s1600/WAJIT.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoEVrw18Sx7rfIfuP8jbsXzcOy6bZqaVB2VrRNlnWrFEP0xXgHNfgQk6ZZS0zMnLFRYMxdE60r-8EECIXG6909RZtu9_PshWxjAbvN8tyYgR7LL3CI2fllTRzQHKuf5I2WLhyBcZJiJ2A/s640/WAJIT.JPG" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: large;">Wajit Cililin berasal dari Cililin (Ya iyalah, masak dari Manado hehe). Cililin merupakan sebuah kecamatan dibawah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Wilayah Cililin merupakan sentra pengrajin wajit cililin, walaupun ada juga pengrajin di Bandung. Dahulu wajit cililin hanya dapat dimakan oleh kaum <i>menak</i> (bangsawan) Sunda saja (1). Sekarang siapa saja boleh makan, malah sepertinya agak tersaingi oleh snack modern <i>ya</i>. </span><br />
<span style="font-size: large;"><br /></span>
<span style="font-size: large;">Bahan baku snack ini antara lain beras ketan putih, gula pasir, gula <span style="font-size: large;">merah</span> dan kelapa. Keseluruhan bahan di<span style="font-size: large;">campur, dimasak menjadi adonan, dibentuk kemudian dibungkus men<span style="font-size: large;">ggunakan daun jagung kering. <span style="font-size: large;">Kemudian wajit dikeringkan alami menggunakan sinar matahari <span style="font-size: large;">atau <span style="font-size: large;">menggunakan oven (2). <span style="font-size: large;">Kadar gula yang tinggi (rasanya maniiis, tapi <span style="font-size: large;">tetep doyan<span style="font-size: large;">, </span><i>nyam</i>) serta kadar air rendah membuat wajit cililin cukup awet. <span style="font-size: large;">Dengan demikian<span style="font-size: large;">, </span>potensi daerah pemasarannya bisa cukup luas. </span></span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><i>Lha, wong</i> malah saya beli wajit-nya di daerah Pu<span style="font-size: large;">rworejo kemudian beberapa<span style="font-size: large;"> hari dimakan masih enak. </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span>Cita rasa wajit cililin salah satunya ditentukan oleh jenis gulanya. Penggunaan gula aren lebih disarankan <span style="font-size: large;">untuk citarasa yang lebih baik dan ke<span style="font-size: large;">aw</span>etannya, dibandingkan gula kelapa (3). </span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-size: large;">Penasaran nyicip<span style="font-size: large;"> yuks<span style="font-size: large;"> :)</span></span> </span></b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><b>Sumber :</b></span><br />
<span style="font-size: small;">(1) Artikel "Wajit Cililin, Si Hitam Manis" pada tanggal 5 Maret 2012 dalam website <a href="http://cutishyellow.wordpress.com/2012/03/05/wajit-cililin-si-hitam-manis/">http://cutishyellow.wordpress.com/2012/03/05/wajit-cililin-si-hitam-manis/</a></span><br />
<span style="font-size: small;">(2) Artikel "Sejarah Wajit Cililin" pada tanggal 23 Februari 2012 dalam website <a href="http://ipatilusquad.blogspot.com/2012/02/sejarah-wajit-cililin.html">http://ipatilusquad.blogspot.com/2012/02/sejarah-wajit-cililin.html</a></span><br />
<span style="font-size: small;">(3) Artikel " Wajit Cililin Makanan Khas Indonesia Layak Dicoba" pada tanggal 3 November 2011 dalam website <a href="http://sandhisyafahtini.blogspot.com/2011/11/cara-membuat-wajit-cililin.html">http://sandhisyafahtini.blogspot.com/2011/11/cara-membuat-wajit-cililin.html</a></span><br />
<br />
<br /></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-45921056993636143472012-12-22T14:46:00.000+07:002013-01-31T13:27:30.565+07:00Ampyang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGT5NeMs2qi47ddNQgRUurLFjQ_P_BYN1QEVIEfAIA0Jw0mcVLsHSF81UZR0gw7LbLtMD0Yf4_gOAZVxSITiZqMIKs2HL3Y4pY4jciVIfgPmwjSRJw9Jtn011A4SNSNBzB0zR3d_PKllE/s1600/AMPYANG.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGT5NeMs2qi47ddNQgRUurLFjQ_P_BYN1QEVIEfAIA0Jw0mcVLsHSF81UZR0gw7LbLtMD0Yf4_gOAZVxSITiZqMIKs2HL3Y4pY4jciVIfgPmwjSRJw9Jtn011A4SNSNBzB0zR3d_PKllE/s640/AMPYANG.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Konsumsi kacang tanah berlebih kadang dituding sebagai biang kerok tumbuhnya banyak jerawat di wajah. <span style="font-size: large;">Kacang tanah juga katanya rawan <span style="font-size: large;">mengandung aflatoksin akibat cemaran jamur <i>Aspergillus flavus</i><span style="font-size: large;">. </span></span></span>Hah! Peduli amaaat<span style="font-size: large;">. J</span>erawat malah tumbuh ketika saya menunda-nunda menulis posting tentang ampyang ini. Lalu aflatoksin? Asal makan kacang tanahnya dikit-dikit <i>kan</i> juga nggak papa <span style="font-size: large;">hehe. </span>Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, saya sukaaa banget sama gula-gula kacang tanah. Termasuk ampyang<span style="font-size: large;">. </span>Biasanya dalam satu kemasan, 90% dari camilan manis ini saya yang makan :<span style="font-size: large;">D</span>. <span style="font-size: large;"> </span>Hampir mirip dengan <a href="http://ceritakulinerindonesia.blogspot.com/2012/08/jipang-kacang.html">jipang kacang</a>, berbahan baku utama kacang tanah dan gula merah. Namun ketika digigit ada sensasi yang berbeda. Kalau jipang kacang digigit lembut agak <span style="font-size: large;">lengket</span>, ampyang sedikit keras atau kokoh. Kacang yang digunakan berupa kacang tanah utuh sedangkan pada jipang kacang berupa tumbukan kasarnya. <i>Nah</i>, warnanya juga beda-beda dikit. Warna gula merah jipang kacang lebih gelap dibandingkan ampyang. Soal rasa? Dua-duanya enaaak, manis-manis gitu.</span><br />
<span style="font-size: large;"></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Ampyang merupakan kuliner khas Klaten.<span style="font-size: large;"> Klaten merupakan sebuah kabupaten di <span style="font-size: large;">Jawa Tengah. Sebelah utara berbatasan dengan Boyolali, sebelah timur dengan Sukoharjo<span style="font-size: large;">, selatan dan barat dengan <span style="font-size: large;">Daerah Istimewa Yogyakarta <b>(1)</b>. Walaupun ada juga yang mengatakan berasal dari <span style="font-size: large;">Solo. <i>Yah</i>, deket-deketan maklum. Kata "ampyang" sendiri, <span style="font-size: large;">oleh </span>masyarakat Solo<span style="font-size: large;">, digunakan untuk menggambarkan buruknya kondisi sebuah jalan. Kalau ada jalan yang berlubang dan tidak rata maka jalannya disebut "jalan<span style="font-size: large;"> ampyang". <span style="font-size: large;">Bentuk ampyang yang tidak rata dan bergelombang mungkin dijadikan <span style="font-size: large;">alasan kenapa akhirnya dinamakan demikian <b>(2)</b>.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Ketika saya ingin memakan ampyang yang terakhir tersisa, rasanya sedih bukan kepalang<span style="font-size: large;"> <i>hiks</i></span>. Maklum bel<span style="font-size: large;">inya jauh di <span style="font-size: large;">Yogyakarta atau Jawa Tengah<span style="font-size: large;">, ongkos kemahalan buat meluncur kesana. Tapi sebenarnya membuat ampyang <span style="font-size: large;">sendiri memungkinkan karena bahan maupun peralatannya mudah didapat disini. </span></span></span></span>Bahan-bahannya berupa gula jawa, kacang tanah kupas, air dan jahe. Sekarang ada banyak modifikasi rasa ampyang yang pakai cokelat, emping, kelapa atau apalah . Selera orang beda-beda, tapi menurut saya ampyang harus rasa jahe! :)</span> <span style="font-size: large;">Berikut ini merupakan tahapan membuat ampyang sendiri, linknya ada di bawah <b>(3)</b>. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">1. Penyerutan atau pencincangan gula merah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">2. Penyangraian kacang tanah diatas api kecil hingga matang dan kering. Angkat dan sisihkan kacang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">3. Pemanasan jahe (dengan cara dibakar) lalu pengirisan tipis-tipis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">4. Pemanasan gula merah dan air sampai <b>mulai</b> leleh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">5. Pemasukan jahe iris.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">6. Pemanasan larutan gula jawa dan jahe sampai gula larut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">7. Pencampuran dengan kacang tanah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">8. Pembentukan (biasanya lingkaran tipis) di atas kertas roti</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">9. Pendinginan hingga mudah terlepas dari alas kertas roti.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Gampil kaaan?? Hehe <i>sotoy</i><span style="font-size: large;">, </span>padahal mencobanya sa<span style="font-size: large;">ja saya belum :D <span style="font-size: large;">Konon kabarnya membuat ampyang juga membutuhkan <span style="font-size: large;">trik</span>, untuk menghasilkan produk yang tidak menggumpal dan mengeras serta kacang tanah yang renyah<span style="font-size: large;">, </span>tidak lembek. </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Sumber : </span></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(1)<span style="font-size: large;"> Ar<span style="font-size: large;">tikel</span> "Pusaka Klaten" ditulis oleh tim Festival Budaya Nusantara pada tanggal 2 Mei 2012 di website <a href="http://fesbudnus.blogspot.com/2012/03/pusaka-klaten.html">http://fesbudnus.blogspot.com/2012/03/pusaka-klaten.html</a></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(2) Artikel "Ampyang; Pean<span style="font-size: large;">ut Biscuit dari Solo" oleh Ahmed Fikreatif pada tanggal 27 Maret 201<span style="font-size: large;">0 di website <a href="http://ahmedfikreatif.wordpress.com/2010/03/27/ampyang-peanut-biscuit-ala-solo/">http://ahmedfikreatif.wordpress.com/2010/03/27/ampyang-peanut-biscuit-ala-solo/</a></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(3) Artikel "Pembuatan Gula Kacang/Ampyang" oleh tim Warintek Jogja di website <a href="http://www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/warintek_v3/datadigital/bk/ampyang.pdf">http://www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/warintek_v3/datadigital/bk/ampyang.pdf </a></span></span></span></span></span></span></div>
<h2 class="widgettitle">
</h2>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-13953748130835227382012-12-22T11:44:00.001+07:002013-01-31T13:29:23.531+07:00Gebleg<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBEVuX0ssvXgvaiMEwGkM7BuxeckSbboTpbAEc6CfC_sdoAcecmccrw_xnzIy_QretdlzD3QOlapnLIW2U7g041WFBvpXNzkdfXIkun9_XIa40SDl3PqF-LhvvPomNqm1EhWbSm_NA1s0/s1600/GEBLEG.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBEVuX0ssvXgvaiMEwGkM7BuxeckSbboTpbAEc6CfC_sdoAcecmccrw_xnzIy_QretdlzD3QOlapnLIW2U7g041WFBvpXNzkdfXIkun9_XIa40SDl3PqF-LhvvPomNqm1EhWbSm_NA1s0/s640/GEBLEG.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gebleg</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: large;">Cara mengucapkan huruf 'e' diawal seperti pada kata "membaca" sedangkan 'e' terakhir seperti pada kata "ember".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: large;">Menulis tentang gebleg berarti bernostalgia dengan kehidupan saat Kuliah Kerja Nyata di Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dulu. Ibu dukuh, yang juga menjadi <i>host</i> kami berempat, sering menyediakan camilan satu ini dari pasar tradisional. Hangat-hangat. Biasanya kami santap sebagai lauk atau dicamil begitu saja. Hmmm...enyaaak dan bikin ketagihan. Tekstur<span style="font-size: large;"> bagian luar ga<span style="font-size: large;">ring namun dalamnya lembut kenyal-kenyal</span>. Rasa g<span style="font-size: large;">urih pun ikut memanjakan lidah.</span> <span style="font-size: large;">Mirip-mirip <i>cireng</i>. <i>Pokoke</i> ndak bosan-bosan makan kuliner khas Kulon Progo<span style="font-size: large;"> </span>(dan khas Purworejo<span style="font-size: large;"> juga) ini hampir tiap hari.</span> </span></span>Saat berlibur ke Purworejo kemarin, tak lengkap bila tak <i>hunting</i> gebleg. Akhirnya ketemu juga di sebuah Pasar Baledono. Kami membeli satu bungkus yang sudah digoreng, duanya lagi yang masih mentah.</span><br />
<span style="font-size: large;"></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Gebleg mentah <span style="font-size: large;">cukup awe<span style="font-size: large;">t disimpan di suhu ruang. Saya mencoba tidak menyimpannya di kulkas selama 1 hari l<span style="font-size: large;">alu menggoreng<span style="font-size: large;"> keesokan hari</span>. Alhamdulillah, kami sekeluarga sehat walafiat setelah memakannya :D. Kalau lebih dari itu belum mencoba. <span style="font-size: large;">Konon kabarnya<span style="font-size: large;">, gebleg <span style="font-size: large;">mentah malah tahan 4 hari tanpa pengawet tapi lebih dari itu <span style="font-size: large;">rasa dan teksturnya menjadi tida<span style="font-size: large;">k enak <b>(</b><span style="font-size: large;"><b>2)</b>. Jadi, cocok banget <i>kan</i> sebagai oleh-oleh. </span></span></span></span></span></span></span></span></span>Se<span style="font-size: large;">pulangnya kami ke <span style="font-size: large;">T</span>anah <span style="font-size: large;">A</span>ir Depok, dicobalah menggoreng gebleg <span style="font-size: large;">mentah</span>. Fotonya nggak saya <span style="font-size: large;">ambil karena saking semangatnya menggoreng. Maklum kala itu sedang kelaparan dan butuh camilan segera :D <span style="font-size: large;">Minyak yang digunakan <span style="font-size: large;">tidak terlalu banyak<span style="font-size: large;"> dan api kecil</span> sesuai nasihat <span style="font-size: large;">ibu penjual. Geblek mentah dimasukkan ketika minyak belum teramat sangat <span style="font-size: large;">panas</span> lalu <span style="font-size: large;">sesekali dibolak balik agar kematangannya merata</span>. Cara ini cukup efektif untuk menghindari percikan-percikan minyak panas berlebih ketika gebleg <span style="font-size: large;">dimasukkan. Walaupun sebenarnya kualitas gebleg yang baik ditandai dengan <span style="font-size: large;">tidak meletus-letus saat digoreng <b>(1)</b>. </span>Tanda camilan ini sudah matang, sudah terbentuk permukaan kasar disekelilingnya, cukup mengembang dan tidak terlalu cokelat (seperti di foto). Buat meyakinkan, ambil satu geble<span style="font-size: large;">g l<span style="font-size: large;">alu cicipi tengahnya <span style="font-size: large;">sudah matang atau belum. Hehehe.</span></span></span></span> </span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">M<span style="font-size: large;">mm...k</span></span>elemahan dari gebleg <span style="font-size: large;">tidak tahan lama diatas 2 jam. Maksudnya teksturnya menjadi keras dan alot, sukar digigit. Tapi sewaktu KKN dulu saya pernah menci<span style="font-size: large;">cipi geble<span style="font-size: large;">g yang <i>long lasting</i> empuk. Bahan baku gebleg yang utama adalah tepung tapioka<span style="font-size: large;">. <span style="font-size: large;">Itu tuuuh tepung yang berasal dari umbi akar singkong. <span style="font-size: large;">Tepung yang digunakan yang masih basah karena lebih murah dan warna geblegnya nanti bisa putih. Kalau pakai tepung kering selain mahal war<span style="font-size: large;">na produk akhir bisa keabu-abuan<span style="font-size: large;"> atau kebiru-biruan.</span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Tahapan membuat gebleg antara lain sebagai berikut <b>(2)</b> :</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">1. <b>Pengukusan</b> tepung tapioka basah<span style="font-size: large;">, tidak sampai matang, hanya mema<span style="font-size: large;">dat.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">2. <b>Pemlintiran dan penggilasan</b> tepung kukus sambil diberi garam</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">3. <b>Pengukusan</b> adonan kembali selama <span style="font-size: large;">10 menit</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">4<span style="font-size: large;">. <b>Penirisan</b></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">5. <b>Pemberian bumbu</b> (berupa bawang putih yang dihaluskan)</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">6. <b>Pembentukan</b>. Biasanya menyerupai angka 8. </span> </span> </span></span> </span> </span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(1) Artikel "<span style="font-size: large;">Gebleg Purworejo" oleh </span></span></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span class="post-author vcard"><span class="fn"><span style="font-size: large;">G</span>uombloch</span> </span><span class="post-timestamp">pada <abbr>27 Juli 2011 pada website <a href="http://klik-purworejo.blogspot.com/2011/07/berbicara-tentang-makanan-khas.html">http://klik-purworejo.blogspot.com/2011/07/berbicara-tentang-makanan-khas.html</a></abbr></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span class="post-timestamp"><abbr>(2) Artikel "Gebleg Kulon<span style="font-size: large;"> Progo" oleh Andreas Eko Wahyu S pada website <a href="http://www.jogjatrip.com/id/479/geblek-kulonprogo">http://www.jogjatrip.com/id/479/geblek-kulonprogo</a></span></abbr></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span class="post-timestamp"><abbr><span style="font-size: large;">(3) Artikel "<span style="font-size: large;">Gebleg Pathi" oleh Frans Kur<span style="font-size: large;">niawan pada website <a href="http://addicted2thatrush.blogdetik.com/2009/11/10/geblek-pathi/">http://addicted2thatrush.blogdetik.com/2009/11/10/geblek-pathi/</a></span></span> </span></abbr></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span class="post-timestamp"><abbr><span style="font-size: large;"><a href="http://addicted2thatrush.blogdetik.com/2009/11/10/geblek-pathi/"> </a></span> </abbr><span style="color: black;"><a class="timestamp-link" href="http://klik-purworejo.blogspot.com/2011/07/berbicara-tentang-makanan-khas.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" title="2011-07-27T14:32:00+07:00"></abbr></a></span>
</span></span> </span></span></span></span><br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-25094455559513762962012-12-03T21:57:00.000+07:002013-01-03T16:33:18.903+07:00Lompong<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFHRYzg3c_q2nfOEiV7pJ_-z6-u1seLrd9orYEAMJG6_9SF53X3nPZ_HMTqFjSbHBju_HdDq68yX7yrqis5HjkK7oyq4NN7HpGyhG0sv_VE5hot3GTwAV5nTIIsBfsLtu11CLaoLef018/s1600/DSC01073.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFHRYzg3c_q2nfOEiV7pJ_-z6-u1seLrd9orYEAMJG6_9SF53X3nPZ_HMTqFjSbHBju_HdDq68yX7yrqis5HjkK7oyq4NN7HpGyhG0sv_VE5hot3GTwAV5nTIIsBfsLtu11CLaoLef018/s400/DSC01073.JPG" width="300" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Hai<span style="font-size: large;"> </span>semuaaa.<span style="font-size: large;"> Alhamdulillah <i>yah</i>, akhirnya hujan mengguyur <span style="font-size: large;">Indonesia </span>setelah musim kemarau panjang. <span style="font-size: large;">Pesan kami, jangan lupa<span style="font-size: large;"></span> angkat jemuran pakaian di belakang<i><span style="font-size: large;"> </span></i>(nggak penting banget). </span></span></span><span style="font-size: large;">Ngomong-ngomong<span style="font-size: large;">, </span>akhirnya kembali posting di Cerita Kuliner Indonesia setelah sebelumnya didera rasa malas berkepanjangan :P Beberapa posting sudah saya siapkan sebagai oleh-oleh dari Yogyakarta-Klaten-Purworejo. Postingan lainnya Insya Allah menyusul kalau rasa m<span style="font-size: large;">alas <i>bin</i> nggak <i>mood</i><span style="font-size: large;">-</span>nya tak muncul. </span>Kebanyakan yang bangsanya camilan, karena relatif praktis. </span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Cerita pertama diawali dengan <b>kue lompong</b> (awas jangan dihapus huruf L di depannya). Alhamdulillah, kalau papa saya tidak ngotot mencari toko oleh-oleh khas Purworejo, <b>Aykok</b>, mungkin takkan pernah berjodoh mencicipi kue ini. Toko Aykok sendiri mudah ditemukan karena lokasinya di pinggir jalan raya. Jualannya pun komplet, kalau tidak sadar diri rasanya pengen beli semua camilan disitu. Para lompong ditempatkan pada sebuah baki b<span style="font-size: large;">esar</span> dan disusun bertumpuk rapi dibagian paling atas etalase toko. Entah apa yang membuat saya kemudian berpikir bahwa kue ini pasti <i>fresh</i> alias tak lama baru dibuat. Singkat cerita kami membeli beberapa buah lompong dengan harga... hehe maaaaf saya nggak perhatian (garuk-garuk kepala). Tapi saya yakin kue ini tidak mahal.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-NEIN6NLD9-RBQi5rpKRa-pOUSput36M-p45nOux1iH9zgg4qVzn-HUsMfHKu8McpaMiSRI21Q38BVlVk1HHJ005couv0mgzUS1lvzlSNzwiHbia6ljofXTaKnmE8hbocPdfE_Hyjn0A/s1600/DSC01070.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-NEIN6NLD9-RBQi5rpKRa-pOUSput36M-p45nOux1iH9zgg4qVzn-HUsMfHKu8McpaMiSRI21Q38BVlVk1HHJ005couv0mgzUS1lvzlSNzwiHbia6ljofXTaKnmE8hbocPdfE_Hyjn0A/s400/DSC01070.JPG" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Deskripsi! Lompong dibungkus dengan daun pisang kering atau <i>klaras</i>. Bungkusannya nggak tanggung-tanggung lebih dari satu lembar. <i>Yah</i>, agak heboh waktu acara membukanya, tapi saya masih diliputi rasa penasaran. Pas dibuka saya menemukan sebentuk kue basah tradisional yang sederhana : hitam dan berbentuk persegi. Setelah dicicipi ada sensasi tekstur kenyal (mirip kue ku). Gigi pun mulai membelah bagian isi kue. </span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Isi lompong yang saya beli cukup melimpah. </span>Lumatan kacang tanah berwarna cokelat serta berflavour "sulit didefinisikan" menari-nari di lidah. Sebenarnya secara keseluruhan flavour dari isi kacang tanah inilah yang membuat si lompong suangat unik. Ada aroma yang khas dan rasa mani<span style="font-size: large;">s</span>. Kayak apa ya???<span style="font-size: large;"> Mungkin ada baiknya pembaca main ke Purworejo lalu mencicipi sendiri :D</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Lompong merupakan oleh-oleh khas Purworejo. Dinamakan demikian karena menggunakan batang lompong sebagai bahan pewarna hitam. Lompong sendiri berarti talas atau lumbu. Sebagai pewarna, tanaman ini <span style="font-size: large;">t</span>idak bisa d<span style="font-size: large;">igunakan </span>secara langsung, tapi melalui beberapa tahapan. Batang mesti dikeringkan, disangrai, dan dihaluskan hingga menjadi serbuk (1).<span style="font-size: large;"> Ada sumber lain yang mengatakan batang lompongnya dibakar terlebih dahulu (2). Itulah mengapa warnanya bisa hitam. Kekhasan lompong yang lain yaitu pada bungkusnya, <i>klaras, </i>penyebab flavour "sulit didefinisikan". K<span style="font-size: large;">onon kabarnya, daun pisang kering ini tidak tergantikan dengan daun bam<span style="font-size: large;">bu apalagi plastik<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">, </span>karena <span style="font-size: large;">mudah lengket. Konon kabarnya pula, <span style="font-size: large;">d</span>aun pisangnya mesti dikeringkan secara alami, karena kalau dijemur, kue akan mudah busuk. <span style="font-size: large;">Kue dibungkus dengan pola lipat seperti pada tempe, dengan arah berkebalikan dan diikat dengan <i>oman</i> (<span style="font-size: large;">gagang padi) </span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(2)</span></span></span></span></span></span></span></span>. Tapi kalau lompong-nya saya cuma diikat dengan tali rafia.</span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5G31WwQkE0sjY6g-YAcyvaXhr71JaqlcflNVuBHeWxMX8ff1iqTexmGO4QbsjornERHPtLAFyLIJM7Wb_Vlou8-nu6U0TtOa2vj6LsLE82_hWxJz_jJB5O_Az2vlDBXe4OnylVABsscQ/s1600/LOMPONG+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5G31WwQkE0sjY6g-YAcyvaXhr71JaqlcflNVuBHeWxMX8ff1iqTexmGO4QbsjornERHPtLAFyLIJM7Wb_Vlou8-nu6U0TtOa2vj6LsLE82_hWxJz_jJB5O_Az2vlDBXe4OnylVABsscQ/s640/LOMPONG+3.JPG" width="480" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Bahan bakunya relatif <i>gampil</i> ditemukan, yaitu tepung beras ketan, garam, kacang tanah<span style="font-size: large;">, gula pasir </span>dan gula kelapa. Kecuali mungkin yang repot tanaman <span style="font-size: large;">lompong <span style="font-size: large;">dan <i>klaras</i>. Cara membuatnya<span style="font-size: large;">, </span>tepung beras ketan<span style="font-size: large;">, garam, tepung lompong dicampur menjadi satu. Dibentuk bulat-bulat lalu diisi dengan campuran kacang tanah<span style="font-size: large;"> (bisa juga digantikan dengan kelapa parut)</span> yang dilumatkan beserta gula pasir dan gula kelapa. Satu persatu adona<span style="font-size: large;">n </span>dibungkus di <i>klaras</i> yang telah diolesi minyak goreng kemudian dikukus (3) selama 2 jam (<span style="font-size: large;">2</span>). Kue ini tahan lama, bisa men<span style="font-size: large;">capai 2 minggu di <span style="font-size: large;">suhu ruangan dan 1 bulan di suhu pendingin (<span style="font-size: large;">2</span>). <span style="font-size: large;">Kami beli <span style="font-size: large;">lompong hari Senin pagi, Selasa siang pulang ke Depok, Rabunya baru dimakan. Masih enak dan <span style="font-size: large;">kami sekeluarga masih sehat walafiat. </span></span></span>Tapi <span style="font-size: large;">teksturnya cepat mengeras dalam masa penyimpanan (walaupun tidak dimasukkan refrigerator), jadinya harus dikukus sebelum konsumsi. </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Sumber </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(1) Artikel "Kue Lompong Purworejo" oleh Saprol Labels pada tanggal 30 Agustus 2012 dari website <a href="http://kuelompong-purworejo.blogspot.com/">http://kuelompong-purworejo.blogspot.com/</a></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">(2) Artikel " Kue Lompong "Si Hitam" Jajanan Asli Purworejo" oleh Tim Pemerintah Kabupaten Purworejo pada tanggal 9 Juni 2012 dari website <a href="http://www.purworejokab.go.id/news/serba-serbi/1620-kue-lompong-si-hitam-jajanan-asli-purworejo">http://www.purworejokab.go.id/news/serba-serbi/1620-kue-lompong-si-hitam-jajanan-asli-purworejo</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">(3) Artikel "Legit Wangi Kue Lompong" oleh Renny Wahyuningsih pada tanggal 1 Maret 2011 dari website <a href="http://food.detik.com/read/2011/03/01/121957/1581930/482/legit-wangi-kue-lompong">http://food.detik.com/read/2011/03/01/121957/1581930/482/legit-wangi-kue-lompong</a></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"> </span></span></span></span></span></span> </span></span></span></span></span></span></span></span></div>
<br />
<br />Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-80899122465125634392012-11-18T13:30:00.000+07:002012-11-18T13:30:53.042+07:00Kue Sengkulun?<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Pas dapat kiriman kue ini dari saudara, hati saya berseri-seri bahagia. Bahagia selain karena gratis, kue tersebut cukup aneh dan nggak pernah ada di Depok (mungkin Jakarta juga <i>ya</i>) jadi <i><span style="font-size: large;">cihuyyy</span></i> untuk diceritakan melalui blog. Langsung saja menghambat orang rumah menghabiskan kue ini (sebelum
bentuknya menjadi tak karuan ketika dipotret), menatanya di piring, lalu
memotret dengan susah payah. Hampir saya melupakan namanya,
begitupula papa saya (padahal belia<span style="font-size: large;">u </span>orang yang pertama kali memberitahu :D). Habis namanya agak
sulit diingat, <b>kue sengkulun.</b> </span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj10tyVUhYyAbwoJoLgcFAo5OYr2pExSejjN3Yis2TXzn4J5LinhRfrjYRG6ijpAveEWytFrnc4uQSFtMJjfps-yqlg2eKe_IFkGG33PAvREhKUt8HGVcvuy5HphxGdIWmh_4pap41ISSQ/s1600/SENGKULUN.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj10tyVUhYyAbwoJoLgcFAo5OYr2pExSejjN3Yis2TXzn4J5LinhRfrjYRG6ijpAveEWytFrnc4uQSFtMJjfps-yqlg2eKe_IFkGG33PAvREhKUt8HGVcvuy5HphxGdIWmh_4pap41ISSQ/s640/SENGKULUN.JPG" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Perpaduan kelapa dan tepung ketan yang nikmat</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-size: large;"><i>Nyuwun</i> referensi kue sengkulun di Mbah Google malah membuat kepala <i>cenat cenut</i>. Namun sekaligus mendapat gambaran bahwa di Indonesia kemiripan antara kuliner di satu daerah dengan daerah lain tidak hanya sebatas bentuk maupun bahan, tapi juga nama! Ternyata ada <b>sengkulun kuliner khas Betawi</b>, ada <b>sengkulun kuliner khas Malang</b>, ada <b>sangkolon kuliner khas Bangka Belitung</b>,<b> </b>ada<b> sengkulun khas Purworejo</b>. Dari melihat-lihat resepnya di resensi buku <b>1010 Resep Asli Masakan Indonesia</b>, sepertinya kue sengkulun Malang yang paling mendekati. Kalau sengkulun Betawi bahan dan bentuknya sudah beda banget. Kalau sangkolon mirip-mirip, tapi hati kecil saya mengatakan bukan yang ini yang dimaksud (asal :D).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Saya belum menghubungi saudara saya untuk menanyakan bahan-bahan kue sengkulun, untuk kemudian dibandingkan dengan informasi di internet (sok ribet hihihi). Pokoknya <i>overall</i> kue ini manis banget, ketiga digigit terasa serat-serat khas kelapa parut yang gurih. Bentuknya balok sederhana, terdiri dari dua lapisan bawah putih dan atas merah yang rasanya kurang lebih sama. Teksturnya kenyal-kenyal sepertinya dari tepung beras ketan. Mirip wingko babat-nya Semarang tapi ini lebih "basah" dan lengket. Enaaak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><i>Yah</i>, sekian postingan kali ini pembaca yang budiman. Kalau ada yang pernah makan kue sengkulun (?) syukur-syukur tahu riwayat bla-bla-bla, bisa cerita sama kami disini <i>lho</i> :) </span></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-26897065789847030742012-11-15T17:48:00.000+07:002012-11-15T17:52:25.222+07:00Sagu Aren<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">S</span>agu aren mungkin kalah <i>ngetop</i> d<span style="font-size: large;">ibandingkan <span style="font-size: large;">tepung terigu. Tapi sebagai orang Indonesia<span style="font-size: large;">, </span>pasti kita tidak <span style="font-size: large;">bengong ketika <span style="font-size: large;">ditanya apakah sudah pernah makan cendol, mie soun, bakso, hunkwe,<span style="font-size: large;"> </span>ongol-ongol. <span style="font-size: large;">Kuliner-kuliner yang menggunakan sagu aren sebagai bahan bakunya. Tidak sulit <span style="font-size: large;">menemukan tepung ini<span style="font-size: large;">. Saya sendiri <span style="font-size: large;">(<i>eh</i>,mama ding) membeli sagu aren di pasar tradisional. Tepung yang saya beli (<i>eh</i>, mama ding) dikemas secara sederhana (kantong plastik bening saja), tidak terlalu putih dan sedikit kasar.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCyp6usQVT7IlLvZLJUFoQV-n9DQx1Rjf1tDn9WgdYsdAIv00SV9UJ5ABuqqx6vO23WO2DIeq_Ri8ZuT00_W1Xv9GAsOKp11xmpGuTqNPgNzj3mYyN7wDEyc6hh2qnNU5He-q4bvTXY7Y/s1600/DSC01036.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCyp6usQVT7IlLvZLJUFoQV-n9DQx1Rjf1tDn9WgdYsdAIv00SV9UJ5ABuqqx6vO23WO2DIeq_Ri8ZuT00_W1Xv9GAsOKp11xmpGuTqNPgNzj3mYyN7wDEyc6hh2qnNU5He-q4bvTXY7Y/s400/DSC01036.JPG" width="300" /></a></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"> </span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">(1) Tepung sagu aren berasal dari batang pohon aren alias <i>Arenga pinnata</i> (<i>nggak</i> mungkin dari pohon mangga kan?). Ngomong-ngomong<span style="font-size: large;"> tentang Si Aren, </span>hampir seluruh bagian dari tanaman ini bermanfaat. <b>Akarnya</b> bisa untuk obat tradisional, <b>batang</b> untuk berbagai macam peralatan dan bangunan, <b>daun muda/janur</b> untuk pembungkus kertas rokok, <b>buah aren muda</b> untuk pembuatan kolang-kaling, <b>air niranya</b> untuk <a href="http://ceritakulinerindonesia.blogspot.com/2012/08/gula-aren-favorit.html">gula aren favorit saya</a>.</span> <span style="font-size: large;">Oh ya kabar-kabarnya, tepung sagu aren bisa diolah menjadi aneka makanan yang aman untuk penderita autis (2). </span><br />
<span style="font-size: large;"> <span style="font-size: large;"> </span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Pembuatan sagu aren umumnya dilakukan oleh usaha kecil menengah dengan peralatan yang sederhana. Kalau mau lihat <span style="font-size: large;">gambaran produksinya bisa di<span style="font-size: large;">buka (3) blog <a href="http://andy.web.id/melongok-pabrik-tepung-aren.php">Andy MSE</a></span></span>. Prosesnya antara lain sebagai berikut :</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">1. <b>Pembelahan</b> batang yang telah dipotong-potong sepanjang 0,8 m - 1 m menjadi 4 - 6 bagian. Pohon <span style="font-size: large;">terpilih adalah yang cukup umur, sehat, dan tidak pernah disadap niranya. Kalau tidak <span style="font-size: large;">demikian, bisa jadi kualitas sagu berkurang begitu pula kuantitas<span style="font-size: large;">nya. Pohon yang diambil berusia 40 tahun ke atas (4). Tapi ada juga sumber yang bilang antara umur 15-20 tahun.</span></span></span></span></span><b><span style="font-size: large;"> </span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">2. Pemarutan </span></b><span style="font-size: large;">batang-batang yang telah dibelah menghasilkan <span style="font-size: large;">serbuk.</span></span><br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">3. Pengadukan </span></span></b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">serbuk di dalam bak berisi air. Tujuan dari tahap ini adalah melepaskan pati aren dari seratnya. </span></span><br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">4. Penyaringan, </span></span></b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">melalui tahapan ini serat dan larutan pati dipisahkan. Kadang-kadang juga ditambahkan kaporit ke dalam bubur pati yang sedang diendapkan.</span></span></span><b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"> </span></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">5. Pengendapan, </span></b><span style="font-size: large;">proses ini dilakukan selama kurang lebih 12 jam<span style="font-size: large;">. Hasilnya berupa endapan pati.</span></span><br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">6. Pengeringan<span style="font-size: large;"> </span></span></span></b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">endapan pati dari proses no 5<span style="font-size: large;">. Biasanya secara tradisional, melalui penjemuran selama 1-2 hari.</span></span></span><br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">7. Penghalusan </span></span></span></b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">pati kering menggunakan mesin penepung<span style="font-size: large;"><b> </b>menghasilkan sagu aren yang lebih halus dan tidak menggumpal.</span></span></span></span><b><span style="font-size: large;"></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b>
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Sumber :</span></span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"></span></span></b><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(1) "Kajian Kinerja Mesin Pengaduk pada Proses Pembuatan <span style="font-size: large;">P</span>ati Aren (<i>Arenga Pinnata Merr.</i>)" oleh Bambang Purwantana, Tri Purwadi, Muhammad Fauzi dalam Prosi<span style="font-size: large;">ding Seminar Nasional Tek<span style="font-size: large;">nik Pertanian <span style="font-size: large;">18-19 November 2008<span style="font-size: large;">, Yogyakarta. S<span style="font-size: large;">umber website : <a href="http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/8313/Bambang%20Purwantana1.pdf?sequence=1">http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/8313/Bambang%20Purwantana1.pdf?sequence=1</a></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(2) "Sagu <span style="font-size: large;">Aren" oleh Mr Rizz Yogya<span style="font-size: large;">, </span>28 Juli 20<span style="font-size: large;">10. Sumber website : <a href="http://www.autisfoods.com/2010/07/sagu-aren.html">http://www.autisfoods.com/2010/07/sagu-aren.html</a></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(3) "Melongok Pabrik Tepung Aren" oleh Andy Suhaimi, 31 Januari 2009. Sumber website : <a href="http://andy.web.id/melongok-pabrik-tepung-aren.php">http://andy.web.id/melongok-pabrik-tepung-aren.php </a></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(4) "Mati Suri, Pengolahan Sagu Aren di Desa Jabung" oleh tim Publik Nasional, 7 Januari 2011. Sumber website : <a href="http://www.publiknasional.com/index.php?option=com_content&view=article&id=92%3Amati-suri-pengolahan-sagu-aren-di-desa-jabung&catid=36%3Ajawa-timur&Itemid=27">http://www.publiknasional.com/index.php?option=com_content&view=article&id=92%3Amati-suri-pengolahan-sagu-aren-di-desa-jabung&catid=36%3Ajawa-timur&Itemid=27</a></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br />
<h2 class="contentheading clearfix">
<br /></h2>
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"> </span></span></span> </span></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"></span><br />
<span style="font-size: large;"> </span><b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><br />
</div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-10587438420201481972012-11-01T17:24:00.000+07:002012-11-01T17:33:04.517+07:00Ongol-Ongol<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Camilan tradisional satu ini pasti tidak menyisakan rasa bersalah saat dikonsumsi. Bahan bakunya sederhana dan tidak banyak lemak. Apalagi jika pemanis yang ditambahkan seluruhnya adalah gula aren. Konon kabarnya, pemanis ini tidak cepat menaikkan kadar gula darah (1). Jadi bagus buat yang lagi hati-hati makan yang manis-manis (seperti penderita diabetes). Karena sederhana pula, ongkos bikinnya pun tak mahal<i> </i>dan relatif mudah membuatnya. Yang diperlukan hanya tangan yang rela disuruh mengaduk agak lama dan perhatian ekstra saat pemanasan adonan ongol-ongol, supaya tidak lekas gosong.</span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDZVvI_JT3CJXPq_MpzANrtkKDy8UKWzBsR9gl-6pVRAsjeAdtf-gNzplVjzENIklhu2zvyBf5_RVKqB32XIVv_cRsbraAj5dfIzGydO_H-8IWrtbPMM7Vv8NVLVnQkMslCe4RwQGP2f4/s1600/DSC01048.JPG" imageanchor="1"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDZVvI_JT3CJXPq_MpzANrtkKDy8UKWzBsR9gl-6pVRAsjeAdtf-gNzplVjzENIklhu2zvyBf5_RVKqB32XIVv_cRsbraAj5dfIzGydO_H-8IWrtbPMM7Vv8NVLVnQkMslCe4RwQGP2f4/s320/DSC01048.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Ngemil ongol-ongol tak perlu banyak khawatir</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: large;"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Resep dibawah diadaptasi dari punya <span class="hijau"><a href="http://food.detik.com/read/2009/02/18/175119/1086953/301/resep-ongol-ongol">Odilia Winneke - detikFood.com</a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span class="hijau">Resep Ongol-Ongol</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau"><b>Adonan dasar</b> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">Tepung sagu aren 125 g</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">Air 375 g</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">Gula aren 120 g</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">Gula pasir 2 sendok teh muncung</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">Daun pandan 2 lembar</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span class="hijau">Taburan</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">Kelapa parut sesuka<span style="font-size: large;"> hati</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">Garam sesuka<span style="font-size: large;"> hati</span></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIozwntuXY2Swni16L4UUM7khual63nR9HiXvm4Rrn8s3F2QlBNxXSn6illq9YLo3eFplhuOay61Z-YsWXD5kLj_8COvrD4_9isN0mxLAFuhRq0VEkOhS4vQOoqF3lTxPRUF3chnC7KU0/s1600/DSC01039.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIozwntuXY2Swni16L4UUM7khual63nR9HiXvm4Rrn8s3F2QlBNxXSn6illq9YLo3eFplhuOay61Z-YsWXD5kLj_8COvrD4_9isN0mxLAFuhRq0VEkOhS4vQOoqF3lTxPRUF3chnC7KU0/s640/DSC01039.JPG" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Adonan <i>grunjul-grunjul</i></span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau"></span><span class="hijau"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-size: large;"><span class="hijau">Cara Membuat<span style="font-size: large;"> :</span></span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">1. Lelehkan<span style="font-size: large;">, </span>panaskan gula aren/gula jawa dengan air (225 ml) dan daun pandan. Diamkan hingga kotoran mengendap.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">2. Campur<span style="font-size: large;"> rata</span> tepung sagu aren dengan sisa air. Saring. Campurkan dengan air gula<span style="font-size: large;"> - </span>pandan yang telah disaring terlebih dahulu. Saring lagi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">3. Masak dengan api kecil sambil diaduk-aduk. Matikan api ketika adonan sudah berwarna <b>cokelat gelap agak bening dan kental (seperti di foto).</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">4. Cetak di loyang <i>brownies</i>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">5. Setelah <i>set</i> dan dingin, lepas dari cetakan, potong-potong dan taburi dengan kelapa parut kukus yang telah digarami.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><span class="hijau">Catatan Ublek-Ublek :</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">1. Sebelum dimasak, semua adonan dasar disaring terlebih dahulu.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">2. Air yang tertera di resep <span style="font-size: large;">sebenarnya</span> lebih. Jumlahnya tidak saya catat, hehe. Pokoknya kalau adonan terlihat terlalu kental, angkat dari api, tambah air sedikit-sedikit (kurang lebih 75 ml), aduk sampai menyatu, panaskan lagi. Begitu seterusnya sampai dirasa kekentalannya pas.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">3. A<span style="font-size: large;">walnya, a</span>donan mengental tapi warnanya masih cokelat muda (kayak kopi susu gitu warnanya). Terus dipanaskan sambil diaduk-aduk, dijaga jangan sampai gosong.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">4. Sebenarnya, saya terlalu nafsu memanaskan adonan sehingga terlalu kental dan susah dicetak rapi. Jadi <i>grunjul-grunjul</i>, seperti di foto. Untunglah taburan kelapa parut telah menyelamatkan penampakan ongol-ongol saya (membela diri :D).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><span class="hijau">5. Orang rumah bilang ongol-ongol ini enak. Tapi mungkin <span style="font-size: large;">k</span>arena hanya pakai gula aren dan tambahan gula pasir yang sedikit, rasanya sedikit kurang manis.</span></span><br />
<br />
<b><span class="hijau" style="font-size: large;">Sumber :</span></b><br />
<span class="hijau" style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">(1) </span>Artikel "Kenapa Gula Aren Lebih Sehat dari Gula Pasir?" oleh Vera Barah Bararah tanggal 11 Januari 2011 dari website <a href="http://health.detik.com/read/2011/01/11/075447/1543689/766/kenapa-gula-aren-lebih-sehat-dari-gula-pasir">http://health.detik.com/read/2011/01/11/075447/1543689/766/kenapa-gula-aren-lebih-sehat-dari-gula-pasir </a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="hijau"></span><b class="hijau"><br /></b></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-5043331825805804642012-10-30T14:54:00.000+07:002012-10-30T14:54:12.668+07:00Pecel<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtkm5_owQqGTw60k_CAioeED6jKCMus853bKUTaaVXV6dUC9nkvQmk4WRS6cOiI4HbOJaUH16YahTUjANl20OUTaMlFCS0qPYdRTxF8Mg9v6d-yuS1WhdrNNdkWNQWbtYy-iF04azHsbE/s1600/DSC01018.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtkm5_owQqGTw60k_CAioeED6jKCMus853bKUTaaVXV6dUC9nkvQmk4WRS6cOiI4HbOJaUH16YahTUjANl20OUTaMlFCS0qPYdRTxF8Mg9v6d-yuS1WhdrNNdkWNQWbtYy-iF04azHsbE/s400/DSC01018.JPG" width="300" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Seandainya di dunia ini tidak ada bumbu kacang-kacangan (terutama yang dari kacang tanah), saya pasti suangaaat juaraaang makan sayuran. Maklum nggak <i>doyan</i>.</span> <span style="font-size: large;">Bersyukur ada kuliner semacam <i>gado-gado, karedok, ketoprak, kupat tahu, </i>dan<i> pecel </i>yang "berkacang-kacang ria". </span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Paling favorit adalah pecel. Sudah pada kenalan <i>kan</i><span style="font-size: large;">? Pecel terdiri dari sayur-sayur rebus seperti bayam hijau, kacang panjang, kangkung<span style="font-size: large;">, taoge<span style="font-size: large;">, <span style="font-size: large;">ketimun serta kadang-kadang menggunakan bunga-bunga<span style="font-size: large;"> <i>edible</i> semacam kecombrang dan turi</span></span></span></span></span>. <span style="font-size: large;">Para sayur ini kemudian disiram bumbu kacang tanah ped<span style="font-size: large;">a</span>s (cair<span style="font-size: large;"> dan </span>kental). </span>Pendamping makannya bisa pakai <i>serundeng</i> (kelapa parut berbumbu yang disangrai hingga kerin<span style="font-size: large;">g), <span style="font-size: large;"><i>kering tempe</i> (tempe diiris tipis-tipis digoreng, lalu di<span style="font-size: large;">bumbui pedas-pedas manis) dan aneka lauk pauk seperti <i>baceman</i> atau ayam goreng bumbu kuning. </span></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Kadang mama di rumah membuat pecel kala <i>kepepet</i> dan ngirit (saking praktis pembuatannya). <span style="font-size: large;">Bumbu</span> pecel tinggal diseduh air panas mendidih, nggak perlu repot ngulek trus disiram ke sayur rebus. Kalau makan di luar, langganannya <b>Warung Pecel Madiun Mbak Ira</b> samping <b>Ace Hardware</b> <span style="font-size: large;">Jl.Margonda<span style="font-size: large;">-</span>Depok</span>. <i>Oh,ya</i>, bagi pecinta bumbu pecel yang pedas-pedas bisa berharap dapat kirimannya dari daerah Jawa Timuran. Pedasnya dominan, tidak terlalu manis (seperti bumbu pecel yang pernah saya cicipi buatan Yogyakarta) dan gurih. Awal bulan lalu kami mendapatkan<span style="font-size: large;"> oleh-oleh bumbu pecel dari teman mama di Malang. Awalnya bingung, <i>kok</i> judulnya "bumbu lecep"<span style="font-size: large;">?</span> <b>Bumbu Lecep Mbak Sri Klojen</b>. Setelah bertapa 1 hari 1 malam plus nyicipin bumbunya, barulah terkuak bahwa benda aneh ini adalah <span style="font-size: large;">bumbu pecel. Sedikit <i>review</i>, bumbu pecelnya enaaak. Dimakan tanpa sayur dan lauk pun juga <span style="font-size: large;">enaaak. </span>Walaupun ditulis level kepedasannya "sedang" tapi tet<span style="font-size: large;">ap saja lumayan pedas di lidah saya. Kalau untuk disiram ke sayurannya lebih baik kent<span style="font-size: large;">a</span>l-kent<span style="font-size: large;">a</span>l seperti di gambar foto yang terakhir, <span style="font-size: large;">biar bumbu dan pedasnya terasa</span>. Jangan terlalu cair mencairkannya, <i>ya </i>:). <span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"></span></span></span></span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"> </span></span> </span></span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi89XFKdsNbfZKuP-xf-ooGPfHQQEAGurfPrdLlTKrOP9RUB3b0NShHTWGKExfCMf_mjgLTtuP7CP2T-BzpZupLLSN91a3RBaBv9SjuSLUMpSkxTiySwXkjp65rI0bb65Q_BP1EAS4d0Qg/s1600/DSC01016.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi89XFKdsNbfZKuP-xf-ooGPfHQQEAGurfPrdLlTKrOP9RUB3b0NShHTWGKExfCMf_mjgLTtuP7CP2T-BzpZupLLSN91a3RBaBv9SjuSLUMpSkxTiySwXkjp65rI0bb65Q_BP1EAS4d0Qg/s400/DSC01016.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOENO_sGvlx2H9tautHV_rZ8juH7EIUJZas7ZEMQOPms8DgRoejfkSKF85UPWulN0O6dvOm74aqdaV5srvWbBqrBrhAmvGS7-9icrxl7RjZcbfPweFd8ua0XqEm8_F858fxgnqs7ZH8I4/s1600/DSC01049.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOENO_sGvlx2H9tautHV_rZ8juH7EIUJZas7ZEMQOPms8DgRoejfkSKF85UPWulN0O6dvOm74aqdaV5srvWbBqrBrhAmvGS7-9icrxl7RjZcbfPweFd8ua0XqEm8_F858fxgnqs7ZH8I4/s400/DSC01049.JPG" width="300" /></a></div>
<br />Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-84028411864013846392012-10-14T21:42:00.000+07:002012-10-14T21:42:32.215+07:00Tahu Sumedang<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Apa yang membuat<span style="font-size: large;"> tahu sumedang<span style="font-size: large;"> disukai</span></span>? Perbedaan tekstur antar bagian dalam dan luarnya! Ketika digigit, bagian luar akan terasa kering-renyah sedangkan dalamnya lembab<span style="font-size: large;">-</span>lembut. Sayang<span style="font-size: large;"> </span>sensasi ini hanya bisa dinikmati saat tahu masih hangat-hangatnya dari penggorengan. Jika tahu dingin dan telah disimpan lama,<span style="font-size: large;"> </span>kurang <i>sip</i><span style="font-size: large;">, </span>tapi masih enak <i>sih</i> :D Ukuran yang kecil-kecil ditambah rasanya yang gurih-gurih gimanaaa <i>gitchu</i>, pasti bikin kita ketagihan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikQBbaq2qu7_PPxM_A45jwyPOkaEd8jbk7Ygu2_0yfmUDnUbeMdnynqCfYnT64oL-jxcvcUDqIwUbnBZEt7WoUSH3OUDwKGWelkRIQ5HfAkZFU1oPgmXLeAWHEOo12TDa7-PW6MaH4pl8/s1600/DSC01001.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikQBbaq2qu7_PPxM_A45jwyPOkaEd8jbk7Ygu2_0yfmUDnUbeMdnynqCfYnT64oL-jxcvcUDqIwUbnBZEt7WoUSH3OUDwKGWelkRIQ5HfAkZFU1oPgmXLeAWHEOo12TDa7-PW6MaH4pl8/s640/DSC01001.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Tahu Sumedang yang nggak <i>kopong</i> </span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;">Walaupun ada <i>embel-embel</i> Sumedang, <span style="font-size: large;">t</span>ahu <span style="font-size: large;">s</span>umedang diciptakan pertama kali oleh warga keturunan Cina. <span style="font-size: large;">Kata t</span>ahu sendiri berasal dari <span style="font-size: large;">bahasa</span> Cina yaitu <i>Tao Hu </i>(<i>Tao</i> : Kacang ; <i>Hu</i> : Lumat) yang sering juga disebut lidah <i>eh</i>, daging tak bertulang. Tersebutlah Ong Kino, seorang imigran Cina yang hidup di Sumedang terinspirasi membuat tahu dari bahan dasar kedelai, karena cintanya sang istri dengan makanan tersebut. Mula-mula tahu yang dibuat terlalu besar dan disiasati <span style="font-size: large;">dengan</span> dibelah menjadi empat. Kemudian Ong Kino memberi garam ke potongan tahu persegi tersebut. Sekitar tahun 1900-an<span style="font-size: large;">, </span>tahu Cina ukuran kecil tersebut mulai dipasarkan Ong Bun Keng, anak dari Ong Kino. Bupat<span style="font-size: large;">i Sumedang kala itu, Pangeran Aria Soeriatmadja<span style="font-size: large;"> </span>sampai memuji <span style="font-size: large;">tahu buatan Ong Bun Keng<span style="font-size: large;">,</span> </span></span></span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">”<i>Ngeunah ieu kadaharan teh. Mun dijual pasti payu</i> (Makanan ini enak. Kalau dijual pasti laku). </span></span>Usaha yang dikelola Ong Bun Keng pun semakin maju dan hingga sering disebut <i>Tahu Bun Keng</i>. </span><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">Tahu ini menjadi cikal bakal <span style="font-size: large;">t</span>ahu <span style="font-size: large;">s</span>umedang.</span> Awal hanya dikerjakan keluarga hingga akhirnya bisa menyerap tenaga kerja sekitar (1).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><b>Bagaimana cara membuat tahu sumedang (<span style="font-size: large;">2</span>)? </b></span></span><br />
<span style="font-size: large;">Tidak jauh berbeda dengan membuat tahu biasa, namun sebelum menjadi produk akhir, tahu digoreng terlebih dahulu. Berikut ini secara singkat proses pembuatannya :</span><br />
<span style="font-size: large;"><b>1. Pembuatan sari kedelai</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Pembersihan kedelai dari kotoran, perendaman kedelai, pemisahan kedelai hasil rendaman dari air, penggilingan kedelai, pemasakkan bubur kedelai, pemisahan sari kedelai dengan ampas.</span><br />
<span style="font-size: large;"><b>2. Penggumpalan dan pengendapan</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Penambahan bahan penggumpal (biang, cuka, batu tahu) ke sari kedelai yang masih panas, pengadukkan sampai terbentuk gumpalan, pemisahan gumpalan yang mengendap dari cairan sisa. Cairan sisa ini sebagian disimpan untuk digunakan sebagai biang. </span><br />
<span style="font-size: large;"><b>3. Penyetakan dan penge<i>press</i>an</b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;">Gumpalan tahu yang dicetak lalu di<i>press </i>(ditekan) dan didiamkan hingga cairan sisa benar-benar berkurang.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;"></span><span style="font-size: large;"><b>4. Pemotongan dan penggorengan</b></span><br />
<span style="font-size: large;">Padatan tahu yang telah di<i>press</i> kemudian dipotong-potong kecil, direndam dalam larutan bumbu. Setelah ditiriskan, tahu digoreng dalam minyak yang banyak dan panas.</span><b><span style="font-size: large;"> </span></b><br />
<b><br /></b>
<span style="color: red;"><span style="font-size: large;"><b>Apa yang membuat tahu sumedang enak (3)?</b></span></span><br />
<span style="font-size: large;">1. Kualitas air yang digunakan. Air di wilayah Sumedang baik untuk pembuatan tahu karena banyak mengandung kalsium sehingga tahunya kenyal.</span><br />
<span style="font-size: large;">2.Tahu harus dimasukkan kedalam minyak yang banyak dan benar-benar panas.</span><br />
<span style="font-size: large;">3.Tahu sumedang berkulit berintik dihasilkan dari penggorengan tahu yang masih basah.</span><br />
<span style="font-size: large;">4. Kebersihan peralatan. Ada sisa kedelai bisa membuat seluruh adonan menjadi asam.</span><br />
<br />
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg6aujPDoZz33okc69Y_vhZZm3mvhelFFeDermQWXEpNXBLm__2WeJ7_euXiFYRBqpAPxelV_e7grKlWYE69ySFV14z3WuYC3IYze6RQKBCVtvJXsCFKjE9wKS8vMacKB5N_x8UrFrPfo/s1600/DSC01020.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg6aujPDoZz33okc69Y_vhZZm3mvhelFFeDermQWXEpNXBLm__2WeJ7_euXiFYRBqpAPxelV_e7grKlWYE69ySFV14z3WuYC3IYze6RQKBCVtvJXsCFKjE9wKS8vMacKB5N_x8UrFrPfo/s640/DSC01020.JPG" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Kemasan tradisional yang khas</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">Mau cari <span style="font-size: large;">t</span>ahu <span style="font-size: large;">s</span>umedang yang enak? <span style="font-size: large;">Pergilah k</span>e Sumedang, Jawa Barat <span style="font-size: large;">karena di daerah tersebut kuliner ini menjadi khas</span>. Tapi bila Anda di Jakarta, kami merekomendasikan sebuah tempat pembuatan dan penjualan <span style="font-size: large;">t</span>ahu <span style="font-size: large;">s</span>umedang enak di dekat Balkesmas Panti Nugraha, Cilandak, Jakarta Selatan. Posisinya juga dekat <a href="http://ceritakulinerindonesia.blogspot.com/2012/09/gado-gado.html">gado-gado turunan</a> yang <i>yahud</i> pula. Namanya <b>Tahu Sumedang Pak Karna</b>. Disini kita bisa berkesempatan menikmati sensasi yang kami ceritakan diatas, yaitu saat tahu sedang hangat-hangatnya. Tekstur tahu pas di lidah sepaket dengan citarasanya yang gurih. Tahu sumedang Pak Karna dibungkus dalam kemasan tradisional. <i>Oh ya</i>, disini kadang juga dijual <span style="font-size: large;">t</span>ahu <span style="font-size: large;">s</span>umedang yang diisi dan lontong oncom. Kalau lagi lapar tapi malas makan-makan berat cobalah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">g</span>igit sepotong <span style="font-size: large;">t</span>ahu <span style="font-size: large;">s</span>umedang hangat bersama cabai rawit hijau, jangan keburu ditelan sebelum Anda mengikutsertakan lontong oncom ke dalam mulut. Nyam...</span></i></b><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-size: small;">Sumber :</span></b><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">(1) Artikel "Legenda "Bun Keng" Tahu Sumedang" oleh tim Pemerintah Kabupaten Sumedang pada tanggal 24 Januari 2011 dari website <a href="http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=188&Itemid=141">http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=188&Itemid=141</a></span><br />
<span style="font-size: small;">(2) Artikel "Cara Membuat Tahu Sumedang yang Enak dan Bergizi" oleh Candra Winata pada tanggal 6 Februari 2012 dari website <a href="http://tahusumedangantar.blogspot.com/2012/02/cara-membuat-tahu-sumedang-yang-enak.html">http://tahusumedangantar.blogspot.com/2012/02/cara-membuat-tahu-sumedang-yang-enak.html</a></span><br />
<span style="font-size: small;">(3) Artikel "Tahu Sumedang, Lezat Berkat Air Tampomas" oleh Cornelius Helmy pada tanggal 7 Januari 2012 dari website <a href="http://travel.kompas.com/read/2012/01/07/06465637/tahu.sumedang.lezat.berkat.air.tampomas">http://travel.kompas.com/read/2012/01/07/06465637/tahu.sumedang.lezat.berkat.air.tampomas</a></span><br />
</div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-47321436547991974392012-10-03T12:28:00.000+07:002012-10-05T20:04:14.905+07:00Kapurong<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;">Dapat rejeki nomplok...... diminta datang ke wisudanya
temen, trus dijamu tu makanan khas Palopo, Sulawesi Tenggara: Kapurong plus es
Pisang Ijo.... Pertama sih penasaran ma ni makanan coz lum pernah ngrasain
kapurong... Penasaran juga? Ni dia.....</span><br />
</div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-size: large;">Bahan:</span></b></div>
<ul>
<li><span style="font-size: large;">Tepung Sagu (untuk kapurong) </span></li>
<li><span style="font-size: large;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"><span style="font-size: large;">T</span></span>erong</span></li>
<li><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">J</span>anggel/ jagung muda</span></li>
<li><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">D</span>aun so</span></li>
<li><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">K</span>acang panjang</span></li>
<li><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">J</span>agung pipilan</span></li>
</ul>
<b><span style="font-size: large;">Bumbu:</span></b><br />
<ul>
<li><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">C</span>abai</span></li>
<li><span style="font-size: large;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-size: large;">B</span>awang merah</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Bawang putih</span></li>
<li><span style="font-size: large;">Tomat </span></li>
</ul>
<img height="477" id="il_fi" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFEmW9T6brtm8jLB758OW6iMDReR9R33hQ1s8YK_sQSRORe5XS3sFCEq7hwMPFlFju5zfgvvFOeqJNggUkaV6WKXCIpmIWRQydjrfRPOG_r6o3hgQt7O0ElFXSYvKBHYI5uf_OAA-cExw/s640/img_1293-300x224.jpg" style="padding-bottom: 8px; padding-right: 8px; padding-top: 8px;" width="640" /><br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;">(meskipun kalo diminta ngicipin lagi, berpikir 1000x hehehehe)
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br />
<span style="font-size: large;"><b>Cara Pembuatan:</b></span><br />
<span style="font-size: large;">1. Sayuran dipotong-potong sesuai selera</span><br />
<span style="font-size: large;">2. Bawang pu<span style="font-size: large;">tih dan bawang merah yang telah dikupas diiris tipis-tipis</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">3. Cabai dihaluskan dan tomat diiris-iris. Jika ada belimbing wuluh ditambahkan lebih baik</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">4. Setelah sayuran dicuci, masukkan ke dalam air mendidih janggael serta kacang panjang terlebih dahulu. Setelah janggael lebih lunak, masukkan sayuran lainnya beserta bumbu cabai, bawang putih dan bawang merah</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">5. Masak hingga sayuran matang</span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">6. Untuk membuat kapurong, tepung sagu disiram dengan air mendidih. Setelah te<span style="font-size: large;">pung sagu menjendal, dicampurkan dengan sayur yang sudah jadi</span> </span></span><b><span style="font-size: large;"> </span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-indent: -18pt;">
<b><span style="font-size: large;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: large;"><br /><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4231291521330153410.post-23075046375482509042012-10-03T12:22:00.001+07:002012-10-05T20:21:02.611+07:00Nuget Ikan Lele....<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst">
<span style="font-size: large;">Kalo yang ini ni, ceritanya anaknya <span style="font-size: large;">P</span>ak Kadus <i>ngrecokin</i> kita pas <i>fillet</i> ikan lele, <i>coz</i> harus tipis..... jadilah nuget lele yang ma ibu2 petani juga pada suka......</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst">
<span style="font-size: large;">di coba ya.....</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst">
<b><span style="font-size: large;"> Bahan</span></b><br />
<b><span style="font-size: large;"> - </span></b><span style="font-size: large;">1 kg daging ikan lele/nil<span style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: large;">a</span></span></span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: large;"> - </span></span>50 gr
bawang putih</span><br />
<span style="font-size: large;"> - 80 gr bawang merah</span><br />
<span style="font-size: large;"> - 15 gr garam</span><br />
<span style="font-size: large;"> - 10 gr merica</span><br />
<span style="font-size: large;"> - 10 gr gula</span><br />
<span style="font-size: large;"> - 2 <i>sachet</i> susu</span><br />
<span style="font-size: large;"> - 2 gr telur</span><br />
<span style="font-size: large;"> - 60 gr tepung terigu</span><br />
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">
<img height="348" id="il_fi" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0jTHXWXXWmFA3NOAceQ71-nV56z7c47IRAKqsCRSSxLVDX5r2rcudCW2RGYHiW_8x7_9yUNCCgjmAoBrwXxVFw6oYP8b_BVxWkx2Q3zhpfn_3SuCdy-ECjdE3BxRVe0k8HZWPpCqckf6N/s400/4.jpg" style="padding-bottom: 8px; padding-right: 8px; padding-top: 8px;" width="400" /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto;">
<span style="mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt;">
<b><span style="font-size: large;">Bahan CMC:</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt;">
<span style="font-size: large;">CMC 12 gr yang dilarutkan dalam
500 ml air dingin, kemudian ditambahkan:</span><br />
<span style="font-size: large;">- Terigu 160 gr</span><br />
<span style="font-size: large;">- Maizena 160 gr</span><br />
<span style="font-size: large;">- Merica 4 gr</span><br />
<span style="font-size: large;">- Garam 6 gr</span><br />
<span style="font-size: large;">- Air 200 ml</span><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span style="font-size: large;"> <b>Cara <span style="font-size: large;">M</span>embuat:</b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: large;">- </span></span><span style="font-size: large;">Haluskan semua bumbu, kemudian campur dengan
susu</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: large;">- </span></span><span style="font-size: large;">Daging dicampur dengan telur hingga merata</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: large;">- </span></span><span style="font-size: large;">Campurkan daging dan bumbu hingga rata</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: large;">- </span></span><span style="font-size: large;">Tambahkan tepung terigu</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: large;">- </span></span><span style="font-size: large;">Masukkan ke dalam loyang</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Wingdings;">-<span style="font-size: large;"> </span></span>Kukus 30’ (setelah 15’ tekan-tekan loyang hingga
air ke<span style="font-size: large;">luar)</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: large;">- </span></span><span style="font-size: large;">Dinginkan dan potong sesuai keinginan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Wingdings;">- </span>Campur dengan CMC</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 72pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Wingdings;">- </span>Lumuri dengan <i>bread cr<span style="font-size: large;">umb</span></i></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 72pt; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: large;">dan inilah tim kami..... </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;"> KKN unit 56 <span style="font-size: large;">C</span>andibinangun</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;"> Ima, <span style="font-size: large;">I</span>rfan, <span style="font-size: large;">I</span>wan, Ririn, TJ, Yogi</span></div>
Ceritakulinerhttp://www.blogger.com/profile/03040862998066864921noreply@blogger.com1Candi Binangun, Pakem 55582, Indonesia-7.656029 110.404093-7.6875035 110.364611 -7.6245545 110.44357500000001