Camilan yang familiar di lidah sejak kecil. Dahulu kala saya panggil kelanting dan akhirnya menemukan bahwa camilan ini punya banyak nama, antara lain klanting (ternyata ini nama lain kue khas Surabaya yang mirip kue cenil juga ya, binguuung), lanting, dan ongko wolu. Bentuknya bisa seperti cincin tetapi ada juga produsen yang membuat bentuk serupa angka delapan (ongko wolu) hingga angka delapan ditumpuk simetris. Sementara karakteristik lainnya adalah warna lanting bisa putih krem (tanpa perwarna) atau divariasikan dengan warna merah jambu terang. Jadinya lebih meriah gitu dech. Nah, sudah jadi image lanting (dimata saya) : teksturnya keras sehingga pas mau dikunyah diisep-isep dulu biar empuk. Namun ternyata ada juga yang renyah, enak digigitnya, seperti lanting yang sedang saya makan sekarang ini kriuk...kriuk...
Camilan yang gurih |
Kebumen (Jawa Tengah) itu kota lanting. Berdasarkan data di Bidang Industri Dinas Perdagangan, Perindustrian dan
Koperasi (Disperindagkop) Kebumen, pusat buat-buat lanting tepatnya ada di Kecamatan
Adimulyo yakni di Desa Pekuwon dan Meles. Kemudian di Desa Jogomulyo dan
Tugu, Kecamatan Buayan. Pusat lanting yang cukup besar ada
di Desa Harjodowo dan Lemahduwur di Kecamatan Kuwarasan. Mulanya, lanting berasal dari Desa Lemahduwur (Bahasa Jawa, Lemah = Tanah, Duwur = Tinggi) dan dikerjakan secara turun temurun, namun akhirnya berkembang ke desa-desa yang lain (1). Proses pembuatan lanting (1,2) antara lain sebagai berikut :
1. Pengupasan dan pembersihan singkong mentah
2. Penggilingan I (hasil berupa adonan yang masih basah)
3. Pemerasan (hihi... rada maksa bahasanya) untuk mengeluarkan airnya
4. Penggilingan II (hasil berupa adonan yang lebih kering dan lembut)
5. Pengukusan hingga 1/2 matang
6. Pembentukan lembaran (pe-molen-an) dan pengepresan
7. Pencampuran permukaan untaian "mie" dengan tepung singkong
8. Pembentukan lanting sesuai selera
9. Pengeringan
10. Penggorengan
11. Pemberian bumbu
12. Pengemasan
Proses pembuatan dari pengupasan singkong hingga pengemasan lanting makan waktu 2 hari. Dari 4 kuintal singkong jadinya sekitar 2 kuintal lanting untuk sekali pengolahan.
Ada yang menyebutnya Ongko Wolu |
Selain pada bentuk, inovasi produk lanting juga bisa pada bumbunya. Saya sendiri baru pernah makan lanting yang original,
rasa-rasa bawang gurih. Pas ditelusur di Si Mbah Google produsen-produsen lanting (yang sudah go-online) mulai "mendandaninya" dengan aneka bumbu seperti rasa jagung bakar, keju, barbeque, pedas dan lain sebagainya. Penasaraaan :)
Sumber :
(1) Artikel Lanting Jadi Identitas Kebumen oleh Supriyanto, 04 Desember 2011 dari website http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=168665
(2) Artikel Lanting Kini Menggurita Se-Indonesia oleh Arif Widodo 25 April 2010 dari website http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/04/25/106968/Lanting-Kini-Menggurita-Se-Indonesia
Siapa kah nama orang yang menemukan lanting pertama kali
BalasHapus