Gula
aren favorit selalu sukses tak tersentuh kecuali untuk keperluan bikin-bikin kue
atau darurat, apabila tiada gula jawa untuk masak. Alasannya, karena saya
menyayangi harum aromanya, rasa legit yang terasa di lidah, dan tak rela kehadirannya
segera berlalu. Maklum keluarga kami hanya mengandalkan asisten rumah, Mbak
Eny, yang selalu membawakan gula aren sebagai oleh-oleh dari kampung :D. Di
supermarket, sih ada, tapi tidak pernah beli (hehehe ngirit bo’, harganya
lumayan). Lagi pula, kalo dari kampung lebih terasa fresh dan original (padahal
saya tak tahu persis dimana dan bagaimana produksinya :D).
Gula aren
berasal dari tanaman aren, Arenga pinnata.
Selain dibuat gula, ternyata aren bisa dimanfaatkan untuk membuat
kolang-kaling, ijuk, bahan bangunan, tepung aren dan mencegah erosi tanah.
Keunggulan gula aren yang tidak dimiliki gula lain (gula tebu dan gula siwalan)
antara lain kandungan sukrosa (84,31%), protein (2,28%), kalsium (1,35%),
fosfor (1,37%) yang lebih tinggi1.
Mentahnya gula
aren berupa nira. Nira disadap dengan cara mengiris ujung lengan bunga jantan.
Sebelum pengirisan dilakukan untaian bunga jantan dan diayun-ayun. Bersamaan
dengan mengayun, lengan bunga jantan dipukul-pukul dengan gendir atau paninggur
supaya aliran nira dari batang pohon terbuka. Nira akan mengalir dari bekas
irisan dan ditampung menggunakan sebuah lodong. Awal pengolahan gula aren
adalah penyaringan nira untuk memisahkan kotoran yang terdapat dalam lodong
setelah penyadapan. Nira dipanaskan dengan kompor atau kayu bakar suhu 1000C-1170C
hingga kental dan jenuh. Proses ini pernah saya lihat di salah satu acara
televisi swasta, benar-benar penuh perjuangan. Nira yang mulanya cair bening
dipanaskan lalu diaduk-aduk lamaaa bangeeet hingga menjadi kecokelatan dan kental.
Setelah nira telah jenuh, siap dicetak sesuai bentuk yang dikehendaki 1.
Gula aren Mbak Eny kayaknya dicetak dalam selonsong bambu. Setelah dingin, nira
jenuh mengeras, jadilah gula aren favorit kita yang bisa langsung dilepas dari
cetakan.
1 Brosur
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten – Kementrian Pertanian dengan judul “Menuai Berkah Aren”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar